TNI Ultimatum KST: Segera Serahkan Pilot Susi Air, Lepaskan Senjata
Kapuspen Mabes TNI Laksda, Julius Widjojono juga mengimbau masyarakat agar tidak ada yang terhasut dengan propaganda dari KST. Guna segera memisahkan diri dan mengungsi ke daerah-daerah yang aman.
TNI memperingati Kelompok Separatis Teroris (KST) segera menyerahkan sandera pilot Susi Air Capt Philips Mark Merthens. Mereka juga diminta melepaskan senjata agar tidak terjadi baku tembak kembali.
"Untuk kelompok KST, segera serahkan pilot. Lepaskan senjata, kita bangun Papua yang lebih humanis dan bermartabat," kata Kapuspen Mabes TNI Laksda, Julius Widjojono saat dihubungi merdeka.com, Minggu (23/4).
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik Papua, menurut para akademisi dan ahli? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Kenapa situasi baku tembak di Papua semakin memanas? Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
-
Siapa yang mengemukakan perlunya masukan dari masyarakat dan ahli untuk menyelesaikan konflik Papua? “Kami sangat ingin mendengar masukan saran dan pandangan dalam mencari akar rumput permasalahan di tanah Papua serta memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi,” kata Yayan dikutip dari Liputan6.com.
-
Kenapa konflik Papua semakin meningkat, meskipun pembangunan di wilayah tersebut digalakkan? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Bantuan apa yang disalurkan Kementan untuk masyarakat Papua? Kementan merespons cepat adanya cuaca ekstrem yang mengakibatkan 6 warga Puncak Papua meninggal dunia. "Kami sampaikan terimakasih karena kementan memberi bantuan terhadap masyarakat terdampak cuaca ektrem secara cepat. Saya kira ini sangat bermanfaat untuk masyarakat di tiga distrik yang terdampak yaitu Agandugume, Lambewi dan Oneri," ujar Darwin di Posko Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Puncak, Jalan Haetubun Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Senin (7/8).
Selain itu, dia juga mengimbau masyarakat agar tidak ada yang terhasut dengan propaganda dari KST. Guna segera memisahkan diri dan mengungsi ke daerah-daerah yang aman.
"Masyarakat Papua yang mencintai NKRI untuk segera memisahkan diri dari kelompok mereka. Karena masih ada kabupaten-kabupaten yang masih cukup aman," ujarnya.
"Memisahkan diri dari kelompok mereka dan memberikan informasi dari kelompok KST itu sendiri," tambah Julius.
Sebab, dia mengatakan berdasarkan hasil operasi di Nduga, Papua Pegunungan yang ditingkatkan menjadi siaga tempur. Pihak KST telah berhasil terjepit oleh pihak TNI.
"Operasi tetap pencarian Pilot Susi Air. Iya tetap, dengan eskalasi siaga tempur. Kita tidak lagi bisa percaya mereka. Mereka yang menyerang loh, yang mendahului mereka bukan kita. Dan sekarang kondisinya terjepit," terangnya.
Julius menjelaskan, alasannya pihak KST sudah mulai terjepit karena diduga sudah ada beberapa personel KST yang tewas saat baku tembak di Distrik Mugi, Nduga, Papua Pegunungan.
"Iya, bayangkan 36 orang (prajurit TN itu kira-kira, menembak gak dari ratusan peluru yang dibawa. Kan pasti menembak. Nah dari mereka pasti ada yang mati, tetapi mereka tidak menyebutkan itu KST tidak menyebutkan," bebernya.
Alasan kedua pihak KST sudah mulai terjepit, lanjut Julius, karena proses evakuasi Pratu F yang diangkat dari jurang sedalam 140 meter. Sudah tidak ada lagi potensi serangan oleh KST.
"Nah ini tim bisa mengevakuasi yang kedalaman jurang 140 kalau situasi tidak aman kan tidak mungkin. Pasti diserang kan. Iya kan benar, jadi mereka sudah terjepit sudah bubar kocar kacir," tutupnya.
(mdk/fik)