Tolak fullday school, PKB siap tinggalkan dan tak capreskan Jokowi
Tolak fullday school, PKB siap tinggalkan dan tak capreskan Jokowi. Jika Jokowi setuju kebijakan ini sama saja tidak berpihak pada masyarakat diniyah. Ngototnya sikap PKB bukan tanpa alasan. Penolakan kebijakan yang diatur melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 menunjukkan PKB ikut berjuang bersama rakyat.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menolak kebijakan sekolah delapan jam, lima hari. Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy ini dinilai tidak pro terhadap rakyat.
Wasekjen PKB Maman Imanulhaq mengatakan, partainya siap mengambil sikap tegas jika Presiden Joko Widodo tetap menjalankan kebijakan ini. Termasuk berpisah dari Joko Widodo di gelaran Pemilu 2019.
-
Apa yang dilakukan Jokowi saat kuliah? Semasa kuliah, Jokowi juga aktif tergabung dengan UKM pencinta alam.
-
Apa alasan KKB menyerang dan membakar sekolah di Pinai? Penembakan buntut insiden penyerangan dan pembakaran sekolah dan kios warga di daerah itu.
-
Dimana Ucok bersekolah? Bertempat di SMPN 13 Bandung, pespisahan Ucok diiringi tangis haru dari teman-teman sekelas, terutama teman sebangku.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Kenapa Jokowi akan membangun asrama di SMK 1 Rangas? "Tadi Pak kepala sekolah menyampaikan ke saya, 'Pak ini masih kurang. Anak-anak butuh asrama'. Karena banyak yang tinggal jauh dari sekolah sehingga harus banyak yang tersebar ngekos di sekitar sekolah," jelasnya.
-
Kapan kelas BPJS dihapus? Sehingga, Rizzky memastikan besaran iuran sekarang masih tetap sama dengan apa yang sudah berlaku selama ini."Untuk iuran masih tetap, karena tidak ada penghapusan kelas otomatis untuk iuran, ini masih mengacu kepada Perpres yang masih berlaku yaitu Perpres 64 tahun 2020 jadi masih ada kelas dan iuran masih sama," kata Irsan di kantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (15/5).
"Jangan sampai teriakan kita dianggap teriakan biasa, ini teriakan serius. Kalau tidak dituruti Presiden, kita ingin katakan bahwa Jokowi sudah tidak berpihak kepada masyarakat Diniyah, Jokowi sudah menipu umat Islam, Jokowi sudah tidak perlu kita pertahankan 2019," ujar Maman Imanulhaq di The Acacia Hotel, Jl Kramat, Jakarta Pusat, Senin (7/8).
Dia mengatakan, ngototnya sikap PKB bukan tanpa alasan. Menurutnya, penolakan kebijakan yang diatur melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 ini menandakan PKB ikut berjuang bersama rakyat.
"Ini perlu, ini soal perjuangan umat Islam, ini soal perjuangan sejarah, ini soal pemihakan terhadap NKRI dan Pancasila."
Ketua Umum PKB Muhamimin Iskandar heran dengan Mendikbud Muhadjir Effendy yang ngotot menjalankan kebijakan ini. Padahal Presiden sudah menolak. Cak Imin sapaan akrabnya, mengaku sudah bertemu Jokowi untuk membicarakan masalah ini.
"Beliau selalu menjawab oke oke. Tapi nampaknya menterinya masih jalan terus," ucap Muhaimin di tempat sama.
Dia melihat kebijakan itu tidak realistis jika diterapkan di seluruh Indonesia. PKB, NU serta komponen pesantren menolak kebijakan itu.
"Kita minta dicabut Permendikbud 32 yang menyeragamkan, biarkan masing sekolah berbeda mengambil kebijakan full day school. masing-masing bisa mandiri jangan diseragamkan. Jakarta boleh yang lain tidak boleh," kata Muhaimin.
Dia khawatir kebijakan ini bakal mengikis nilai-nilai yang sudah ditanamkan di pesantren dan madrasah. Cak Imin sapaan akrabnya, mencontohkan, ketika Belanda menjajah Indonesia, mereka tidak berani berhadapan dengan pesantren.
"Lah kok ini menteri pendidikan hari ini bikin kebijakan penyeragaman madrasah dalam fulldayschool itu artinya, tanpa fakta tanpa lapangan yg diketahui dengan jelas tidak berdasarkan analisis hanya berdasarkan asumsi bisa mengatasi pendidikan agama dan karakter," jelasnya.
(mdk/noe)