Transfer Plasma Convalescent, Upaya Eijkman & PMI Tekan Angka Kematian Covid-19
Andi menerangkan, pemberian plasma tersebut memang diprioritaskan bagi para pasien Covid-19 dengan kondisi berat, karena jumlah virus di dalam tubuh mereka masih sangat banyak sementara jumlah antibodi sangat sedikit.
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman bersama Palang Merah Indonesia (PMI) melakukan kolaborasi untuk menekan tingkat kematian penderita Covid-19. Bentuk kolaborasi adalah pengambilan plasma Convalescent dari pasien sembuh Covid-19 untuk kemudian diberikan kepada pasien kondisi berat.
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof. Amin Soebandrio, menjelaskan plasma Convalescent diambil dari pasien yang dinyatakan sembuh sejak dua hingga empat pekan. Durasi ini karena dianggap plasma tersebut telah mengandung antibodi sangat baik untuk menetralisir virus.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
"Dan ini diharapkan akan bisa membantu mereka yang sedang dalam perjuangan antara mati dan hidup, pasien-pasien yang dalam kondisi berat," jelas Amin di gudang logistik Covid-19 PMI, Jakarta, Rabu (15/4).
Andi menerangkan, pemberian plasma tersebut memang diprioritaskan bagi para pasien Covid-19 dengan kondisi berat, karena jumlah virus di dalam tubuh mereka masih sangat banyak sementara jumlah antibodi sangat sedikit.
Upaya ini, kata Andi, diharapkan dapat menunjukan hasil maksimal selagi menunggu adanya vaksin khusus virus Corona.
"Jadi kami menggunakan zat antibodi yang sudah ada di dalam plasma pasien yang sudah sembuh itu untuk ikut memerangi virus yang ada di dalam pasien-pasien yang sedang sakit. Diharapkan jumlah virus akan menurun karena akan dinetralisir oleh antibodi tadi," paparnya.
Dia juga mengatakan alasan kolaborasi Eijkman dengan PMI karena organisasi kesehatan Indonesia tersebut yang berwenang memiliki plasma pasien. Selain itu, imbuhnya, proses pengambilan plasma hingga diberikan kepada pasien dilakukan secara ketat.
"Tentunya ini harus dilindungi juga dengan perlindungan etik, persetujuan pasien, dan sebagainya. Sehingga nanti plasma ini setelah diproses, setelah dipastikan bebas dari virus dan sebagainya akan bisa diberikan kepada pasien. Sehingga kita harapkan bisa menurunkan angka kematian yang begitu tinggi untuk Indonesia," ucapnya.
Informasi dihimpun, plasma Convalescent yakni plasma dari pasien yang sudah sembuh dari serangan coronavirus. Plasma sendiri merupakan komponen penyusun mayoritas darah dan merupakan cairan hampir bening yang tersisa setelah sel darah merah dan sel darah putih dikeluarkan dari darah.
Tersusun sebagian besar dari air (90 persen) serta sisanya zat-zat lain seperti imunoglobin, antibodi, elektrolit, protein, dan gula. Plasma yang diperoleh dari mantan pasien yang sembuh dari infeksi covid-19 lantas diinjeksikan kepada pasien positif covid-19.
Mereka yang mendapatkan tranfusi plasma ini disebutkan bisa menghambat lepasnya virus dari sel tubuh, mencegah infeksi baru ke sel, dan meningkatkan kemampuan sel untuk membersihkan diri dari infeksi virus.
Baca juga:
Hibur Anak-anak di Tengah Pandemi, Badut Ini Beraksi Lewat Live Streaming
PSBB, Petugas Gabungan Periksa Kendaraan yang Masuk Depok
Penjelasan Pakar Soal Tes PCR Lebih Akurat Identifikasi Virus Corona
Tak Etis Luhut Bandingkan Korban Meninggal Corona dengan Jumlah Penduduk
Pemerintah Siapkan Penginapan dan Kendaraan Tambahan Bagi Tenaga Medis Virus Corona
Pengontrak ini Menangis saat Mau Bayar, Ternyata yang Punya Rumah Menolak