Transportasi online & konvensional di Bandung damai, jangan ada lagi provokasi
Transportasi online dan konvensional di Kota Bandung sepakat berdamai. Sehingga jangan ada lagi intimidasi terhadap masing-masing pihak di jalanan.
Transportasi online dan konvensional di Kota Bandung sepakat berdamai. Sehingga jangan ada lagi intimidasi terhadap masing-masing pihak di jalanan.
Komitmen damai tersebut dilangsungkan di Mapolrestabes Bandung, Jumat (20/10) malam. Dua moda transportasi kota tersebut duduk bersama dan disaksikan langsung Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo beserta jajaran.
"Sekarang sudah berdamai. Kita semua jadi tenang. Jangan ada lagi konflik sesama saudara dan jangan ada lagi provokasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab," kata Ketua Satu Komando Jawa Barat (Posko Jabar) Tezar Dwi Aryanto, mewakili transportasi berbasis aplikasi tersebut, Sabtu (21/10).
Beberapa waktu ke belakang Kota Bandung sempat memanas karena adanya intimidasi dari angkutan konvensional dengan keberadaan taksi online. Yang teranyar yakni, aksi intimidasi menyasar sopir taksi online di Jalan Ibrahim Adjie (Kiaracondong) Bandung. Sopir taksi online Robi Wahyudi (37) yang mengendarai Honda Cayla nopol D 1253 AFI tiba-tiba dipepet dan mobilnya dipecah oleh orang diduga sopir angkot pada Jumat (20/10) dini hari.
"Dengan adanya perdamaian tersebut kita sudah tekankan pada teman-teman. Bahwa sekarang kita jalan bersama-sama. Tidak ada lagi kekerasan," tandasnya.
Ketua Umum Wadah Aliansi Aspirasi Transportasi (WAAT) Herman mengatakan, dengan adanya komitmen damai tidak akan ada lagi aksi intimidasi terhadap transportasi daring. Sehingga sambil menunggu regulasi dari Pemerintah Pusat yang diatur dalam Permenhub Nomor 26 Tahun 2017 keduanya tetap bisa beroperasi di Kota Bandung.
"Ya boleh sama-sama beroperasi. Kita sudah ambil jalan tengah untuk ambil kesepakatan sementara untuk menunggu sambil regulasi keluar. Jadi sekarang bisa beroperasi sama-sama," tandasnya.