Ulah 2 turis asing bikin pusing tim SAR saat mendaki Gunung Rinjani
Patric dan Joan selamat, tapi malah menyembunyikan lokasi mereka dari tim SAR.
Pelesiran memang mengasyikkan. Apalagi bila melancong dan menjelajah ke tempat-tempat wisata alam nan indah bersama kawan-kawan. Bisa melepaskan penat rutinitas dan mendapat pengalaman baru adalah salah satu tujuannya.
Namun, ada beberapa kejadian malah membuat tamasya menjadi petaka. Kadang hal itu dikarenakan kurangnya persiapan dan pengetahuan terhadap lokasi wisata.
Seperti dialami oleh dua turis asing. Patric Lehman asal Prancis dan Joan dari Spanyol. Keduanya berlibur dengan mendaki Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Bukannya senang, tapi keduanya malah dikabarkan hilang. Hal itu membuat Badan SAR Nasional Mataram bergerak menelusuri keberadaan mereka.
"Kami mendapat laporan dari keluarga kedua wisatawan itu yang sekarang berada di Jakarta. Mereka menelepon kemarin sore, minta bantuan pencarian keluarganya," kata Humas Badan SAR Nasional (Basarnas) Mataram, I Putu Cakra, kemarin.
Cakra menduga kedua wisatawan itu melakukan pendakian tanpa izin. Sebab, nama mereka tidak tercatat dalam buku tamu yang wajib diisi pendaki melalui pintu pendakian Sembalun di Lombok Timur, dan jalur pendakian Senaru di Lombok Utara.
"Dua wisatawan itu juga diduga tidak memakai jasa porter dan guide (pemandu). Kalau mereka pakai jasa pemandu wisata, kemungkinan besar mereka tidak akan tersesat," ujar Cakra.
Cakra mengatakan petugas sedikit kesulitan dalam melakukan pencarian karena tidak tahu jalur pendakian yang mereka gunakan. Anggota Basarnas Mataram juga sudah menyebar foto dan identitas kedua wisatawan asing tersebut ke para porter di pintu masuk jalur pendakian.
"Kami berharap para porter yang membantu pendakian memberikan informasi kepada Basarnas jika menemukan kedua wisatawan asing itu," katanya.
Meski begitu, tanda-tanda soal kondisi Patric dan Joan sudah didapat. Menurut Cakra, keduanya dikabarkan selamat dan hanya tersesat saat mendaki Gunung Rinjani. Meski begitu, mereka malah enggan memberikan petunjuk lokasi mereka saat ini supaya bisa segera diselamatkan. Hal itu malah membuat bingung tim pencari.
"Dua wisatawan itu juga sempat menelepon ke Kepala Kantor Basarnas Mataram. Tapi hanya memberikan informasi bahwa dalam kondisi selamat, tapi kami belum tahu posisinya di mana," ucap Cakra.
Menurut Cakra, keluarga Patric dan Joan di Jakarta memberikan laporan hilang kontak dengan keduanya pada Kamis (14/5) petang. Dia menduga kedua pelancong itu sengaja tidak memberikan informasi posisi mereka karena tahu telah melanggar peraturan terkait pendakian. Yakni tidak melapor kepada petugas Taman Nasional Gunung Rinjani, sehingga tidak diketahui kapan mereka melakukan pendakian.
Badan SAR Mataram sampai meminta pihak keluarga kedua wisatawan itu memberi tahu posisi Patric dan Joan, supaya mereka segera diselamatkan. Meski begitu, Cakra mengaku merasa serba salah.
"Kalau begini kondisinya, posisi kami dilematis. Mau menutup upaya pencarian juga tidak bisa karena belum bisa menemukan posisi keduanya. Makanya sampai sekarang 20 anggota Basarnas masih di lapangan," tambah Cakra.
Cakra mengatakan akan tetap bersiaga di lapangan sampai kedua pendaki itu benar-benar ditemukan. Basarnas Mataram sudah menempatkan dua tim berjumlah 20 orang. Sepuluh orang siaga di pintu masuk jalur pendakian Sembalun, Lombok Timur, sisanya ada di pintu masuk jalur pendakian Senaru, Lombok Timur. Anggota Basarnas Mataram juga sudah menyebar foto dan identitas kedua wisatawan asing itu kepada para penunjuk jalan dan pengangkut barang (porter), di masing-masing pintu masuk jalur pendakian.
"Kami juga tetap menunggu instruksi Kepala Kantor Basarnas Mataram terkait upaya pencarian," tutup Cakra.