Umi Delima sempat melahirkan dalam masa pelarian bersama Santoso
Usia anak mereka kini diperkirakan hampir dua tahun. Bocah itu diasuh adik Santoso.
Kisah di balik perburuan kelompok Mujahidin Indonesia Timur usai tertembaknya Santoso terus muncul. Setelah istri keduanya, Jumiatun alias Umi Delima, tertangkap terungkap dia pernah melahirkan di tengah pelarian.
Umi Delima ternyata pernah melahirkan di salah satu rumah sakit di Kota Palu, tepatnya 22 bulan lalu. Saat itu keduanya sudah diburu aparat keamanan.
"Dia melahirkan di Palu dan diantar langsung Santoso," kata Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Pol. Rudy Sufahriadi, kepada wartawan, dalam jumpa pers di Palu, Senin (25/7).
Hanya saja, Rudy menyembunyikan nama rumah sakit itu dengan alasan kepentingan penyidikan. Dia mengatakan, keterangan itu diceritakan langsung oleh Umi Delima.
Menurut Rudy, usia anak Santoso saat ini sudah 22 bulan, dan buah hati pertama dari Jumiatin. Anak itu kini dirawat oleh adik Santoso di Poso. Rudy mengatakan, proses persalinan Umi Delima berlangsung saat Santoso sudah masuk dalam daftar pencarian orang.
Santoso dinyatakan masuk daftar pencarian orang sejak 2011, terkait aksi kekerasan dan tindak pidana terorisme. Rudy mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan medis, Umi Delima kelahiran Bima 23 Oktober 1994 saat ini dalam kondisi tidak hamil, seperti dilansir dari Antara.
Umi Delima menyerahkan diri ke aparat Satgas Operasi Tinombala di Poso, pada Sabtu (23/7). Dia diantar oleh petani setempat.
Perempuan beralamat di Desa Campa Mada, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kehilangan sang suami yang tewas dalam baku tembak dengan personel Satgas Tinombala, Senin (18/7) petang. Dia masih sempat berkomunikasi sesaat setelah Santoso tertembus peluru.
Umi Delima bahkan sempat membawa lari senapan selalu digunakan Santoso. Namun, senjata itu akhirnya ditinggalkan di hutan karena dia kelelahan. Rudy mengatakan, setelah dirasa sehat, Umi Delima bersama aparat keamanan akan kembali ke hutan mencari senjata itu.