UNS akan produksi baterai Lithium-ion untuk mobil listrik
"Baterai di pasaran hanya bisa diisi ulang maksimal 500 kali, baterai buatan UNS bisa sampai 3 ribu kali," kata Agus.
Universitas Sebelas Maret (UNS)) Solo akan memproduksi baterai lithium-ion untuk dipasarkan. Baterai yang digunakan untuk keperluan mobil listrik nasional tersebut saat ini sudah mendapatkan penilaian dengan kategori memuaskan, sesuai hasil evaluasi Dewan Riset Nasional.
Ketua tim penelitian baterai lithium-ion Fakultas Teknik UNS,
Agus Purwanto mengatakan dari hasil evaluasi, UNS sudah bisa masuk fase spin off. Dia menargetkan dalam 1-2 tahun ke depan, baterai dengan merek 'Smart UNS' sudah dipasarkan.
"Fase spin off ini berarti peralihan dari riset perguruan tinggi ke industri," ujar Agus kepada wartawan, Senin (23/6).
Harga yang akan dipasarkan nanti maksimal Rp 50 ribu per buah. Sedangkan untuk biaya produksi hanya Rp 10 ribu per buah. Harga tersebut lebih murah dibanding baterai sejenis yang dijual di pasaran, yakni Rp 50-100 ribu.
"Baterai kami lebih bertenaga, lebih awet, dan masa pakainya lebih lama. Baterai di pasaran hanya bisa diisi ulang maksimal 500 kali, baterai buatan UNS bisa sampai 3 ribu kali," katanya.
Kelebihan lain, menurut Agus, untuk pemakaian bisa digunakan hingga 3 jam tanpa henti. Sedangkan isi ulang hanya butuh waktu sekitar satu jam. Baterai lithium-ion Smart UNS punya kode 18650, yaitu diameternya 18 milimeter, tingginya 65 milimeter, dan angka nol menunjukkan bentuknya silinder.
Laboratorium Pusat Kimia Dasar Fakultas Teknik UNS Solo, sejak 2 tahun lalu merintis produksi baterai lithium-ion untuk keperluan mobil listrik nasional.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNS, Darsono mengatakan, UNS termasuk salah satu dari 5 perguruan tinggi yang mendapat tugas mengembangkan mobil listrik. "Kami kebagian tugas mengembangkan baterai dan material bodi," katanya.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, tim riset mendapatkan hibah dana penelitian dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan sebesar Rp 2 miliar. Uang tersebut dipakai untuk membeli bahan baku dan peralatan produksi.