UNS bakal luncurkan produk pewarna alami hasil riset
Salah satu hasil riset UNS yang siap diluncurkan dalam waktu dekat adalah industri pewarna alam. Di antaranya yang sudah mulai diproduksi adalah pewarna batik, pelitur dan pewarna tekstil.
Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo terus mendorong peneliti untuk mengembangkan hasil riset menjadi produk yang siap dipasarkan. Salah satu hasil riset UNS yang siap diluncurkan dalam waktu dekat adalah industri pewarna alam. Di antaranya yang sudah mulai diproduksi adalah pewarna batik, pelitur dan pewarna tekstil.
Kepala Badan Pengelola Usaha (BPU) UNS, Eddy Trihartyanto mengatakan, pewarna alami hasil riset yang diproduksi UNS ini menggunakan lima jenis tanaman. Berdasarkan hasil penelitian di laboratorium, hasilnya sama dengan pewarna sintetis.
"Selain pewarna alami, peneliti Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS juga tengah mengembangkan cat menggunakan bahan dari tanaman. Hilirisasi hasil riset di Perguruan Tinggi (PT) ini nanti juga akan melibatkan masyarakat," ujar Eddy, Jumat (15/9).
Pelibatan masyarakat, lanjut Eddy, diperlukan karena untuk menghasilkan produk tersebut dibutuhkan sekitar 2 ribu hektare lahan.
Sekretaris LPPM UNS, Ary Setiawan, mengakui riset yang berorientasi kepada hilirisasi lebih sulit dilakukan. Namun hal tersebut bisa dihasilkan jika peneliti fokus pada satu bidang yang terencana dan terukur. Sehingga riset yang dihasilkan tidak hanya untuk pengabdian saja, akan tetapi juga bisa dikembangkan menjadi industri.
"Sehingga hasil riset yang sudah siap hilirisasi bisa mendapatkan standarisasi dari Badan Standarisasi Nasional (BSN)," jelas Ary.
Terpisah, Kepala Bidang Akreditasi Produk, Pelatihan dan Personal BSN Donny Purnomo mengemukakan, keterlibatan perguruan tinggi dalam standarisasi produk termasuk produk UMKM cukup penting. Ia mengaku sudah menggandeng 30 perguruan tinggi untuk standarisasi produk UMKM.
"Ada 30 perguruan tinggi yang sudah kami gandeng. Mereka memiliki laboratorium untuk proses tersebut," pungkas dia.