Aksi Peternak Sapi Perah di Boyolali Buang dan Mandi 50 Ton Susu, Protes Produk Sulit Dijual
Peternak sapi perah di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah nekat membuang susu hasil panennya, Sabtu (9/11).
Peternak sapi perah di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah nekat membuang susu hasil panennya, Sabtu (9/11). Aksi tersebut dilakukan karena perusahaan membatasi pasokan susu sapi dari peternak lokal.
Selain dibuang, aksi lain dilakukan peloper dengan membagikan susu sapi gratis kepada warga. Sedikitnya 1.000 liter susu sapi dibagikan secara gratis karena dalam beberapa hari terakhir susu yang dibeli dari peternak tidak tertampung ke industri pengolahan susu karena melimpahnya produk susu.
Aksi membuang susu dilakukan oleh para peternak maupun pengepul dari depan kantor Dinas Peternakan Boyolali menuju Alun-alun Selatan hingga ke Tugu Susu Tumpah. Di tempat ini para peserta aksi berhenti. Mereka kemudian naik ke bak belakang mobil dan mandi susu bersama sama.
Sriyono, koordinator aksi membuang susu mengatakan, para pengepul di wilayahnya mengalami permasalahan kesulitan penjualan susu. Karena produksi peternak saat ini tidak bisa terserap semua di Industri Pengolahan Susu (IPS).
"Mohon maaf kami melakukan aksi siang hari ini adalah bentuk protes. Kami mewakili para peternak yang jumlahmya puluhan ribu yang saat ini sedang menjerit karena kondisi perindustrian susu di Indonesia yang dibatasi kuota masuknya. Ini berimbas pada menumpuknya susu di UD maupun koperasi yang tidak terserap oleh pabrik. Itu yang menyebabkan susu sekarang ini banyak yang terbang," ujar Sriyono, disela aksi.
Ia menduga pembatasan susu lokal disebabkan masuknya susu impor yang tidak dibatasi. Menurut dia, saat ini ada pembatasan jumlah kuota susu masuk ke IPS yang biasanya dari koperasi KUD Mojosongo setiap hari menyetor susu sebanyak 23.000 liter, tetapi yang bisa masuk menurun menjadi 15.000 liter.
Sriyono mengakui produk lokal susu Indonesia baru sekitar 20% dari kebutuhan nasional. Sedangkan sisanya masih diimpor dari luar negeri.
"Harusnya meski pasar sesepi apapun, produksi lokal kita harus terserap semua, seandainya pemerintah maupun industri mementingkan produk lokal kita," katanya.