Upaya Pemerintah Membantu Publik Memahami Pentingnya Perlindungan Asuransi
Angka di tahun 2023 tergolong rendah dibandingkan dengan negara lainnya, seperti Singapura dan Malaysia.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat penetrasi asuransi di Indonesia berada di 2,75 persen pada 2023.
- Masyarakat Kini Bisa Hitung Sendiri Estimasi Premi Asuransi Kendaraan, Begini Caranya
- Penetrasi Asuransi di Indonesia Kalah Jauh Dibanding Malaysia dan Thailand, Apa Penyebabnya?
- Banyak Modus Penipuan Buat Masyarakat Tak Percaya dengan Bisnis Asuransi
- Masa Depan Tak Ada yang Tahu, Sudahkah Menyiapkan Perlindungan Finansial yang Tepat Buat Diri Sendiri dan Keluarga?
Upaya Pemerintah Membantu Publik Memahami Pentingnya Perlindungan Asuransi
Angka tersebut tergolong rendah dibandingkan dengan negara lainnya, seperti Singapura dan Malaysia.
Minimnya literasi dan keterjangkauan produk asuransi menjadi faktor utama dalam menghambat penetrasi tersebut.
Kepala Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan DKI Jakarta, Deny Yusyulian berharap kerja sama dengan PT JULO Teknologi Finansial (JULO), platform kredit digital inovatif di Indonesia dapat membantu publik untuk lebih memahami pentingnya asuransi yang menyediakan layanan yang mudah dan terjangkau dengan meluncurkan JULO Peduli.
"Kami mendukung penuh peluncuran program ini, sebagai gebrakan inovasi layanan keuangan berbasis teknologi yang dapat memberikan perlindungan asuransi kepada pengguna dengan rekam jejak baik," ujar Deny.
BPJS Ketenagakerjaan, kata Deny, berharap sinergisme yang terbangun selama ini dapat terus ditingkatkan, khususnya dalam ragam kesempatan kerja sama ke depannya terkait dengan penambahan kanal pembayaran dan kanal pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan yang terintegrasi dalam program tersebut.
"Besar harapan kami bahwa keberlanjutan kerja sama bisnis tersebut tidak hanya membawa dampak positif bagi kita, namun juga bagi coverage perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk peserta BPJS Ketenagakerjaan" tambah Deny.
Sementara itu, CEO dan Co-Founder JULO, Adrianus Hitijahubessy menambahkan program pertama di Indonesia ini yang menyediakan asuransi jiwa dan gawai melalui program tersebut.
"Inisiatif tersebut juga merupakan komitmen kami dalam menjaga kesejahteraan mental, fisik, dan finansial seluruh pengguna. Selain itu, keadaan demografi Indonesia dengan 60 persen anak muda yang sudah terpapar teknologi, semakin membuat kami yakin bahwa inovasi ini dapat mendukung OJK dalam mendorong penetrasi asuransi di Indonesia mencapai 3,2 persen pada 2027. Dengan adanya layanan ini, diprediksi kami akan memiliki pengguna lebih dari 2.4 juta pada 2024 secara keseluruhan," ujarnya.