Usai Bertemu Jokowi di Istana, Sekjen OECD Temui Prabowo Subianto
Pertemuan Jokowi dan Cormann membahas proses aksesi Indonesia menjadi anggota penuh OECD.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Organisasi Kerja Sama dam Pembangunan Ekonomi (OECD), Mathias Cormann di Istana Bogor Jawa Barat, Selasa (28/5).
Usai Bertemu Jokowi di Istana, Sekjen OECD Temui Prabowo Subianto
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Organisasi Kerja Sama dam Pembangunan Ekonomi (OECD), Mathias Cormann di Istana Bogor Jawa Barat, Selasa (28/5).
Usai bertemu Jokowi, Cormann akan menemui Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto.
"Sekjen Mathias Cormann juga akan bertemu dengan Presiden Terpilih Pak Menhan, Ketua DPR RI, Pimpinan DPR RI, Tim Nasional Aksesi RI, KADIN, Apindo, dan juga akan membuka workshop teknis mengenai aksesi OECD dengan kementerian dan lembaga," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai mendampingi Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Dia menyampaikan pertemuan Jokowi dan Cormann membahas proses aksesi Indonesia menjadi anggota penuh OECD.
Airlangga mengatakan pemerintah menyampaikan komitmen bahwa Indonesia dapat menjadi anggota penuh OECD dalam tiga tahun ke depan.
Dia menyampaikan Jokowi telah membentuk tim nasional persiapan dan percepatan Keanggotaan Indonesia dalam OECD. Selain itu, Jokowi juga akan membentuk tim untuk aksesi keanggotaan Indonesia di OECD.
"Indonesia berkomitmen jadi anggota OECD dalam 3 tahun. Tadi disampaikan oleh bapak presiden bahwa kita akan membentuk tim untuk itu," ujarnya.
Airlangga menuturkan aksesi OECD akan terintegrasi dengan rencana pembangunan jangka menengah Indonesia. Dia lantas membandingkan negara-negara lain yang berhasil masuk menjadi anggota OECD.
"Beberapa negara yang masuk OECD ini Kosta rRka dia menurunkan devisitnya jadi 5 persen, padahal Indonesia jauh lebih rendah dari itu. Indonesia by low-nya sudah 3 persen," jelas dia.
"Kolombia berhasil menurunkan kasus suapnya dan tentu Indonesia sudah jadi anggota daripada FATF dan Lituania juga 3 tahun dan Chile juga 3 tahun (bisa menjadi anggota penuh OECD)," sambung Airlangga.
Menurut dia, Indonesia memiliki waktu 250 hari untuk membuat momerandum.
Nantinya, OECD akan membantu Indonesia terkait pengembangan ekosistem semi konduktor dan belajar bagaimana ASEAN menjalankan proses roadmap digital yakni, Digital Economy Framework Agreement.
"Tadi juga disampaikan bahwa OECD juga akan melakukan survei ekonomi Indonesia dan ini salah satu bentuk support OECD terhadap bagaimana meningkatkan iklim investasi," pungkas Airlangga.
Adapun Indonesia telah menjadi mitra OECD sejak 2007 dan berpartisipasi dalam program regional Asia Tenggara sejak 2014.
Indonesia telah diterima sebagai negara aksesi OECD bersamaan dengan Argentina dalam OECD Ministerial Council Meeting (MCM) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Paris pada 2-3 Mei 2024.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyambut baik keputusan 38 negara menerima Indonesia menjadi anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
Menurut dia, masuknya Indonesia ke organisasi negara maju akan memudahkan akses investasi.
"Pemerintah sangat mengapresiasi atas telah diterimanya Indonesia sebagai anggota OECD. Ini penting sekali karena ini organisasi untuk negara maju," kata Jokowi di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Kamis (14/5).
"Kita harapkan dengan kita masuk ke sana, akan mudah mengakses ke investasi, mudah mengakses ke lembaga internasional yang bermanfaat bagi masyarakat kita," sambungnya.
Dia menyebut keanggotaan di OECD akan memberikan manfaat yang konkret bagi Indonesia, khususnya untuk keluar dari negara pendapatan menengah atau middle income trap.
Dengan begitu, Indonesia bisa melompat menjadi negara maju.
"OECD akan memberikan manfaat yang konkret bagi kita terutama agar kita tak terjebak ke dalam middle income trap dan kita bisa melompat menjadi negara maju karena memang di sana aturan mainnya banyak sekali yang harus kita ikuti," tutur dia.
"Dan ini akan mendisiplinkan kita untuk bisa masuk ke tujuan kita untuk menjadi negara maju," imbuh Jokowi.