Usulan upah 2017 lebih kecil, ratusan buruh geruduk rumah Risma
Ratusan buruh dari Gerakan Buruh Surabaya, Jawa Timur, mengepung rumah pribadi Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma, di Taman Pondok Indah, Kecamatan Wiyung, Kamis (17/11). Mereka memprotes upah minimum kota (UMK) 2017 sebesar Rp 3,2 juta dari usulan Pemkot Surabaya.
Ratusan buruh dari Gerakan Buruh Surabaya, Jawa Timur, mengepung rumah pribadi Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma, di Taman Pondok Indah, Kecamatan Wiyung, Kamis (17/11). Mereka memprotes upah minimum kota (UMK) 2017 sebesar Rp 3,2 juta dari usulan Pemkot Surabaya.
Alasan protes, lantaran nilai usulan lebih kecil dibanding beberapa kota tetangga, seperti Sidoarjo, Gresik Pasuruan dan Mojokerto. Buruh Surabaya ini membandingkan dengan Kabupaten Gresik 3,7 juta. Sementara Kabupaten Sidoarjo dan Pasuruan sama-sama mengusulkan Rp 3,5 juta.
Untuk itulah, para buruh di Kota Pahlawan ini meminta Risma agar segera merevisi usulan UMK 2017, menjadi lebih besar dari daerah lain. "Kota Surabaya yang masuk ring satu, seharusnya lebih tinggi dari kota lain. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan hidu di Surabaya yang jauh lebih tinggi dari daerah lain," terang Koordinator Gerakan Buruh Surabaya, Moch Sochib.
Dia mengaku, keputusan Pemkot Surabaya mengusulkan nilai UMK di Kota Pahlawan lebih kecil dibanding kota lainnya, membuat para buruh marah. "Keputusan itu yang membuat buruh marah, kenapa kota Surabaya lebih rendah," tegasnya.
Sementara terkait aksi diarahkan ke rumah pribadi Risma, Sochib mengatakan, terhitung sudah seminggu perwakilan buruh mendatangi Balai Kota Surabaya. Sayangnya, Risma saat ini dikabarkan tengah berada di Belanda. Sejak Minggu lalu, wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini berangkat ke Negeri Kincir Angin tersebut, dan akan kembali pada Minggu depan.
Sehingga, alumnus Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ini tak bisa menemui perwakilan para buruh. "Kita sudah berupaya untuk bertemu di balai kota, tapi sama sekali tidak pernah ditemui, akhirnya kami memilih mendatangi rumah pribadinya," tegas Sochib.