Vaksin Covid-19 Tetap Bisa Menangkal Berbagai Varian Baru Virus Corona
Untuk itu, dia mendorong agar proses vaksinasi bisa segera dipercepat. Sehingga kekebalan kelompok bisa segera tercipta.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan berbagai jenis vaksin yang sudah ada saat ini tetap bisa digunakan untuk menangkal berbagai jenis varian Covid-19. Meski sudah ada publikasi ilmiah terkait penurunan efikasi, namun dari sisi perlindungan vaksin yang ada sudah masih tinggi.
"Walaupun ada publikasi ilmiah ada penurunan efikasi tapi perlindungannya masih tinggi," kata Nadia dalam diskusi online: Siap Jaga Indonesia dengan Vaksinasi Gotong Royong, Jakarta, Rabu (16/6).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
-
Mengapa pria tersebut terinfeksi Covid-19 dalam waktu yang lama? Pria berusia 72 tahun asal Belanda yang tidak disebutkan namanya itu mengalami kekurangan kekebalan cukup parah saat ia terinfeksi virus corona varian Omicron pada tahun 2022, tepat setelah menerima beberapa kali suntikan Covid.Sejak kejadian tersebut, ia terus positif mengidap virus corona selama 613 hari hingga kematiannya pada Oktober tahun lalu.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Bagaimana cara tepat mendoakan Ibu yang sedang sakit? Cara yang pertama sebelum memanjatkan doa untuk ibu yang sedang sakit adalah dengan berniat karena Allah SWT. Niatkan di dalam hati bahwa tiada pertolongan yang sempurna kepada manusia kecuali dari Allah SWT. Sudah sepantasnya bagi setiap manusia untuk mengharap hanya kepada-Nya, bahkan saat berdoa untuk kesembuhan ibu yang sedang sakit.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
Nadia memaparkan vaksin jenis Sinovac memiliki perlindungan dari kematian mencapai 98 persen. Lalu proteksi bagi tenaga kesehatan dari gejala yang mucul masih 98 persen dan timbulnya gejala juga masih 93 persen.
Selain itu publikasi ilmiah dari England menunjukkan efikasi vaksin AstraZeneca untuk virus corona varian Inggris dan India mencapai 60 persen sampai 67 persen. Artinya kata Nadia, rekomendasi WHO untuk mempercepat proses vaksinasi harus segera dilakukan sebelum muncul lagi ragam varian virus dan efikasi vaksin semakin menurun.
"Artinya rekomendasi WHO juga bilang dipercepat, ini supaya tidak terganggu buat melawan pertahanan tersebut," kata dia.
Senada, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany menilai dari berbagai literatur yang ada berbagai varian virus Covid-19 masih memiliki sifat yang sama. Dia menganalogikan varian virus tersebut seperti manusia yang memakai jenis baju berbeda, namun sifat dasarnya tetap sama.
"Tidak ada perbedaan efektivitas dari varian tersebut. Ada sedikit perbedaan tapi perilakunya sama," kata dia.
Sementara itu, berbagai vaksin yang dibuat memiliki cara kerja yang sama. Vaksin didesain untuk melawan aktivitas yang dilakukan virus corona secara umum.
"Vaksin ini didesain untuk melawan dan bereaksi dengan perilaku yang sama, jadi efek terhadap arian tadi sejauh ini belum terlihat ada dampak yang besar," tuturnya.
Jika terjadi perubahan efektivitas dari vaksin terhadap varian baru virus corona, Hasbullah menilai penurunan efikasi hanya 1 persen. Untuk itu proses vaksinasi tetap bisa dilanjutkan karena bukan faktor penghambat yang besar.
Hanya saja harus diakui beberapa varian baru ini bisa mempercepat daya tular. Dia mencontohkan bila varian pertama baru bisa membuat seseorang sakit ketika jumlahnya 1000 virus, maka bisa saja varian baru jika jumlahnya sudah 800 saja langsung membuat seseorang sakit.
Untuk itu, dia mendorong agar proses vaksinasi bisa segera dipercepat. Sehingga kekebalan kelompok bisa segera tercipta.
Baca juga:
Terawan Minta Dukungan DPR Untuk Uji Klinis Fase III Vaksin Nusantara
Kejar Belajar Tatap Muka, Jatah Vaksin Lansia di Sumsel Dialihkan ke Pendidik
Terawan: 90 Persen Bahan Vaksin Nusantara Produksi Indonesia
Kadin: WNA dan Perusahaan Asing Boleh Ikut Program Vaksinasi Gotong Royong
CEK FAKTA: Hoaks Maskapai Penerbangan Internasional Larang Penumpang Divaksin Terbang
Pengusaha Beberkan Kendala Utama Vaksinasi Gotong Royong, Termasuk Pendaftaran