Vidio Goes to Campus, 'Buka Dapur' di Balik Pengembangan Platform dan Produksi Series kepada Mahasiswa
Orang-orang di balik kesuksesan platform tersebut ‘membuka dapur’ untuk para mahasiswa dalam tajuk Vidio Goes to Campus.
Orang-orang di balik kesuksesan platform tersebut ‘membuka dapur’ untuk para mahasiswa dalam tajuk Vidio Goes to Campus.
- ATVI dan Telkom University Jakarta Jalin Kemitraan Strategis
- Vidio Goes To Campus: Jadi Ajang Edukasi Mahasiswa Mengenal Teknologi, Konten Video hingga Platform Digital
- Vidio Goes To Campus Sambangi LSPR Institute, Buka-Bukaan Proses Produksi Series
- Vidio Goes to Campus di Vokasi UI Disambut Meriah Mahasiswa, Jadi Pembelajaran Berharga tentang Industri OTT
Vidio Goes to Campus, 'Buka Dapur' di Balik Pengembangan Platform dan Produksi Series kepada Mahasiswa
Vidio adalah platform OTT (Over the Top) penyedia layanan streaming terlengkap dan terus berkembang di Indonesia. Orang-orang di balik kesuksesan platform tersebut ‘membuka dapur’ untuk para mahasiswa dalam tajuk Vidio Goes to Campus.
Acara stadium general atau kuliah umum kali ini diselenggarakan di Telkom University, Jalan Terusan Buahbatu, Kabupaten Bandung, Rabu (15/5).
Hadir sebagai pembicara Chief Product Officer Vidio, Hadikusuma Wahab dan VP of Originals Vidio, Dian Lasvita.
Beverly Gunawan yang merupakan ews Presenter Liputan 6 didapuk sebagai moderator.
Ratusan mahasiswa memenuhi Aula Fakultas Industri Kreatif di Gedung Sebatik.
Mereka tampak antusias mengikuti setiap sesi acara.
Hadikusuma Wibawa membocorkan rahasia di balik strategi kesuksesan vidio yang saat ini menjadi market leader di industri OTT Streaming mengalahkan perusahaan lain yang berbasis di luar negeri.
"Vidio adalah produk karya anak bangsa. Vidio menjadi Market Leader di industri OTT streaming mengalahkan perusahaan lain. Kami nomor 1 berdasarkan subscriber. Download dan pengguna," ujar Hadikusuma.
Sejak berdiri di tahun 2015, vidio memiliki framework dengan analogi mobil balap untuk terus berkembang. Tiga komponen utamanya adalah mesin sehat, memiliki turbo boost dan lubricants yang berfungsi maksimal.
Semua komponen itu Hadikusuma sederhanakan dengan penjelasan bahwa produk yang dihasilkan harus berkualitas agar dibahas oleh banyak orang. Lalu, vidio menjadikan program olahraga secara lengkap.
Pilar kedua adalah tetap mengandalkan produk konten lokal. Itu pula mengapa Vidio bekerjasama dengan sineas terbaik untuk memproduksi series. Sejauh ini, sudah ada 82 series original yang mereka keluarkan.
"Kami bekerjasama dengan orang orang terbaik untuk meproduksi series yang bagus dan berkualitas," kata Hadikusuma.
Tampilan aplikasi di berbagai platform dibuat semudah dan senyaman mungkin agar konsumen memiliki pengalaman menyenangkan, baik itu saat menggunakannya di ponsel maupun smart tv. Cara pembayaran untuk langganan pun dibuat mudah bagi konsumen. Di saat platforma lain hanya memberikan sedikit opsi pembayaran, Vidio memberikan beragam pilihan.
"Kami agresif juga dalam partnership dengan hampir semua merk televisi. Kolaborasi itu penting. Semua kami pikirkan dalam membangun platform ini, agar konsumen suka dari mulai masuk ke vidio sampai streaming film atau series,” imbuh Hadikusuma.
Hadikusuma berpesan kepada para mahasiswa yang ingin mengembangkan bisnis berbasis teknologi, harus terus berinovasi dan membuka diri untuk berkolaborasi.
“Yang membedakan kami dengan yang lain, tentu adalah konten. Ada konten luar negeri, ada pula konten lokal. Lalu, ada program olahraga. Ini adalah Kelengkapan konten Vidio dibandingkan OTT lain,” ujar Hadikusuma.
Ungkap di Balik Produksi Series Berkualitas
Sesi berikutnya diisi oleh Dian Lasvita yang membongkar bagaimana Vidio memproduksi series berkualitas.
Mereka bekerjasama dengan berbagai rumah produksi hingga pemeran yang terjamin dari sisi profesionalitasnya.
Cerita yang ditawarkan pun beragam, mulai dari genre komedi, drama, action hingga thriller. Semua diawali dari tiga judul series dan terus berkembang setiap tahun hingga sejauh ini sudah 82 series original yang tayang khusus di Vidio.
“Kami fokus meningkatkan kualitas produk. Bekerjasama dengan para professional sehingga series bisa cepat memberi dampak. Kita juga selalu membuka kesempatan untuk bintang baru,” ucap Dian.
Dalam kesempatan itu, Dian mengungkap tahapan pembuatan series kepada mahasiswa yang memenuhi aula.
Secara sederhana, Dian merangkum semua dengan beberapa langkah yang harus ditempuh.
Pertama adalah mencari ide yang dikembangkan. Ide tersebut bisa berasal dari dua sumber, yang pertama adalah ide yang original. Sumber kedua berasal dari itelectual property semacam buku, novel, film, atau kisah di media sosial.
Setelah itu, ide tersebut dibahas lebih lanjut, membentuk logline atau satu kalimat utuh yang bisa menggambarkan karakter, problem dan bagaimana karakter tersebut menghadapi dalam seluruh episode.
Tahap berikutnya adalah global synopsis, yakni membuat keseluruhan cerita dari awal sampai akhir hingga menentukan karakternya akan diperankan oleh siapa. Lalu, episodic synopsis, yakni membahas setiap adegan atau apa yang terjadi di setiap episode secara jelas.
Kemudian beralih ke beatsheet, yaitu proses penjabara dalam setiap episode secara detil, dari mulai lokasi dan apa saja pendukung yang dibutuhkan untuk setiap episode. Tahap itu pun diakhiri dengan pembuatan script atau dialog.
“Prosesnya ini biasanya berkisar 6 bulan sampai 2 tahun. Ini tantangan dalam pembuatan series kita. Baru kemudian disusun proses produksi yang dibagi ke dalam tiga bagian. Yakni pre production, production dan post production,” ucap perempuan berambut ikal itu.
Pre production adalah tahapan sebelum syuting dimulai. Biasanya, para pemeran akan dikumpulkan untuk workshop, reading script, pendalaman karakter hingga penentuan make up dan busana.
Production adalah proses semua yang terlibat dalam project series merampungkan seluruh syuting. Ia pun memperlihatkan di balik layar pembuatan series berjudul Pertaruhan yang diperankan oleh Jefri Nichol.
“Dalam series itu ada adegan dengan latar kasino. Di Indonesia kan tidak ada kasino. Kami bikin kasino di sebuah Gudang. Ini adalah proses yang sangat panjang dan budget yang tidak sedikit,” ucap dia.
Tahap terakhir adalah release series sehingga bisa ditonton oleh masyarakat. Di tahap ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan. Yakni, Pre launch, mengeluarkan teaser dan bekerjasama dengan media.
Setelah series bisa ditonton, maka penting pula adanya nonton bareng atau menyelenggarakan meet and greet dengan pemeran. Tahap terakhir adalah maintaining agar series yang diproduksi bisa tetap dinikmati oleh penonton.
“Series ini adalah different beast. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas prosesnya panjang. Tapi, kami sangat Bahagia ketika karya yang dihasilkan mendapat penghargaan. Series original Vidio sudah beberapa kali mendapat penghargaan skala internasional,” kata dia.
Dian berharap para mahasiswa, khususnya yang tertarik di dunia perfilman bisa mendapat gambaran bagaimana industri bekerja.
Namun, hal yang paling penting adalah menjaga kreativitas dalam berkarya dan terus memperbarui pengetahuan.
Apresiasi Pihak Kampus Dekan Fakultas
Industri Kreatif Telkom University, Roro Retno Wulan menilai acara Vidio Goes to Campus sangat penting bagi para mahasiswa karena menunjukkan peluang dan tantangan dalam dunia industri kreatif.
Maka dari itu, Roro berharap para mahasiswa bisa menyerap ilmu yang disampaikan oleh para pemateri yang juga praktisi di dalam industri kreatif.
“Mahasiswa bisa menyerap ilmu yang ada di sini, tips and tricknya seperti apa, karena industri kreatif itu sangat cepat. Acara ini penting untuk menyamakan kondisi yang ada, menyamakan persepsi antara mahasiswa dan industri agar mereka siap untuk bekerja,” ucap Roro.
“Makanya kesempatan seperti ini sangat dinantikan oleh kita dan juga mahasiswa. Mudah-mudahan dilanjutkan dengan kegiatan seperti magang atau memberikan materi di kelas,” pungkasnya.