Viral Video Bupati Solok Mengamuk karena Puskesmas Tolak Layani Pasien
Bupati Solok Epyardi Asda marah besar di Puskesmas Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Kemarahannya terekam kamera dan viral di media sosial.
Bupati Solok Epyardi Asda marah besar di Puskesmas Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Kemarahannya terekam kamera dan viral di media sosial.
Berdasarkan informasi, Epyardi meradang setelah menerima informasi tentang keluhan masyarakat terhadap pelayanan puskesmas itu. Dalam video terlihat bahwa Epyardi meradang lantaran adanya informasi yang menyatakan bahwa pegawai puskesmas tidak melayani korban kecelakaan dengan alasan Unit Gawat Darurat (UGD) tutup.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Kenapa video Bima Yudho Saputro viral? Video Tiktok Bima Yudho Saputro membahas alasan Lampung tak maju-maju viral. Menurut Bima, penyebabnya buruknya infrastruktur, pendidikan, dan mental koruptif pejabat.
-
Kenapa video ini menjadi viral? Video ini viral dan sukses bikin warganet ikut sedih.
Wali Nagari Tanjung Bingkung Mardanus membenarkan video itu. Dia mengatakan, peristiwa itu berawal dari kecelakaan yang terjadi di depan puskesmas, Kamis (10/6) sekitar pukul 17.00 WIB.
Namun, pihak puskesmas menyatakan layanan UGD hanya ada hingga pukul 14.00 WIB, karena telah ada surat instruksinya.
"Karena kondisi korban sudah sekarat membutuhkan pertolongan yang cepat tapi tak ada layanan, masyarakat marah sampailah ke perusakan. Tapi alhamdulilah cepat diselesaikan masalahnya. Sementara korban kecelakaan itu dibawa oleh warga ke rumah sakit. Jadi berita sampailah ke bupati, dan kami sudah menyelesaikan dengan pihak puskesmas," kata Mardanus kepada merdeka.com di Nagari Tanjung Bingkung, Kabupaten Solok, Selasa (15/6).
Dia mengatakan, kemarahan masyarakat itu merupakan akumulasi kekecewaan selama ini. Mereka kecewa tidak mendapatkan layanan kesehatan di fasilitas negara itu.
"Ada sejumlah laporan dari warga, bahwa memang mereka tidak dilayani. Katanya UGD itu sudah tutup 20 hari yang lalu. Bahkan ada warga yang terpaksa harus pergi ke puskesmas lain atau ke rumah sakit," sebut Mardanus.
Mendapat laporan itu, Bupati Solok Epyardi Asda langsung melakukan sidak ke puskesmas itu. Setibanya di sana, dia langsung meradang, karena didapati pelayanan UGD tidak dibuka dengan alasan adanya surat instruksi dari Dinkes.
Namun, setelah dikonfirmasi tidak ada perintah dari Dinkes untuk menutup UGD. "Ini UGD. Unit Gawat Darurat yang seharusnya melayani 24 jam, tapi tidak melayani dengan alasan di luar jam dinasnya. Bahkan ada surat pernyataan mereka tidak kerja di luar jam dinas. Saya tidak mengerti alasannya apa. Kalau seperti ini pelayanan, wajar hasil survei Ombudsman nilai pelayanan di Kabupaten Solok ini anjlok. Ini yang terjadi selama ini. Sedih saya," kata Epyardi saat melakukan sidak tersebut pada Sabtu (12/6).
Epyardi sendiri mengaku miris dengan adanya surat pernyataan bersama dari pegawai Puskesmas, sekitar 30 orang yang menolak bekerja di luar jam dinas, atau tidak melayani UGD.
"Lihat, ada surat yang mana mereka (petugas kesehatan puskesmas) menolak untuk kerja. Pakai meterai lagi. Inilah servis di Kabupaten Solok ini. Biar masyarakat tahu semua," sebut Epyardi.
Padahal menurut Epyardi, perhatian pemerintah dalam bidang pelayanan kesehatan sangat besar, salah satunya melalui anggaran yang disiapkan.
"Kami anggarkan banyak. Untuk Solok Rp86 miliar. Sudah kami anggarkan tapi mereka tak ada yang peduli dalam pelayanan," jelas Epyardi.
Dia pun meminta maaf kepada masyarakat, terkait pelayanan Puskesmas Tanjung Bingkung yang selama ini tidak maksimal. "Saya memang orangnya seperti ini tegas, tipi ini lilahitaala ini semua untuk rakyat saya. Kalau ada masyarakat dipermainkan oleh pejabat atau ASN ini tolong laorkan ke saya. Dan saya sebagai bupati mohon maaf kepada masyarakat Kabupaten Solok khususnya atas pelayanan yang dilakukan Puskesmas Tanjung Bingkuang. InsyaAllah ini tak terjadi lagi, saya sudah perintahkan Kabag Pemerintahan untuk menjadi bahan pertimbangan memberikan mereka sanksi yang tegas pada kasus ini," pungkas Epyardi.
Baca juga:
Bupati Amuk Petugas Puskesmas Tolak Korban Kecelakaan, UGD Buka Sampai Jam 5 Sore
Jaksa Tahan Tersangka Korupsi Dana Puskesmas Sadabuan di Rutan Padang Sidempuan
40 Puskesmas di Kabupaten Bogor Diupayakan Jadi Rumah Sakit Tipe D
Covid-19 di Riau Meningkat, Gubernur Minta Sejumlah Puskesmas Tutup Kembali Buka
Fungsi Puskesmas dalam Kesehatan Masyarakat, Ketahui Prinsip Penyelenggaraannya
Ibu Hamil di Pandeglang Ditandu 4 Km ke Puskesmas, Sempat Jatuh dan Bayi Meninggal