Vonis Ahok diharap tak ganggu diplomasi Indonesia dengan negara lain
Vonis Ahok diharap tak ganggu diplomasi Indonesia dengan negara lain. Toleransi, demokrasi dan keberagaman merupakan bahan unggulan Kemenlu untuk diplomasi dengan berbagai negara. Indonesia selama ini mendapat apresiasi dari dunia internasional karena demokrasi dan toleransinya.
Peradilan Indonesia tengah mendapat sorotan dunia internasional setelah hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara memvonis Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama dua tahun penjara atas kasus penistaan agama. Beberapa negara menyampaikan pandangannya melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir berharap penilaian, catatan maupun pandangan dari negara-negara lain atas kasus Ahok tidak mengganggu diplomasi Indonesia dengan dunia internasional. Dia juga berharap tidak muncul kekhawatiran tindakan intoleransi di tanah air.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Kenapa Ahok merasa prihatin dengan nasib generasi muda? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Kapan Kabinet Hatta II dibentuk? Kabinet Hatta II adalah susunan kabinet ke-9 yang dibentuk pada era perjuangan kemerdekaan.
-
Di mana Ahok menghabiskan masa kecilnya? Masa kecil Ahok sendiri dihabiskan di Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
"Pentingnya posisi Indonesia di internasional dalam menjaga nilai-nilai keberagaman dalam waktu ke waktu mendapat berbagai ujian (selepas vonis Ahok)," kata Abdurrahman saat menghadiri forum Expert Meeting on Digital Diplomacy yang diadakan Center for Digital Society (CfDS) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) Sleman, Yogyakarta, Rabu (17/5).
Abdurrahman mengungkapkan bahwa toleransi, demokrasi dan keberagaman merupakan bahan unggulan Kemenlu untuk diplomasi dengan berbagai negara. Indonesia selama ini mendapat apresiasi dari dunia internasional karena demokrasi dan toleransinya.
"Di satu sisi (toleransi) dikhawatirkan, namun juga dihargai. Keberagaman itu bisa memupuk toleransi, moderasi, dan kebersamaan. Itu yang sedang dilakukan menteri luar negeri, termasuk Presiden," papar Abdurrahman.
Toleransi dan keberagaman di Indonesia, harus terus dijaga. Vonis yang dijatuhkan pada Ahok harus menunjukkan bahwa segala hal sudah sesuai dengan aturan dan praktik hukum.
"Komentar atau pendapat kita, peristiwa di Indonesia terjadi sesuai dengan norma-norma yang berlaku secara universal. Untuk warga Indonesia di luar negeri bisa bertindak dengan normal saja," ucap Abdurrahman.
(mdk/noe)