Wakil Ketua KPK: Masyarakat Banyuwangi Lebih Kompetitif
Saut mengatakan, KPK tertarik datang ke Banyuwangi karena menjadi daerah yang sedang gigih di sektor pariwisata dan pelayanan publik. Saut ingin datang langsung dan memastikan apakah capaian-capaian di Banyuwangi seperti diberitakan di media massa.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang melakukan kunjungan ke Kabupaten Banyuwangi. Dalam kunjungannya, Saut bersama jajaran KPK melakukan monitoring dan evaluasi program pemberantasan korupsi terintegrasi di Banyuwangi. Pihaknya juga memberikan pembinaan dan pembekalan terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN).
Saut mengatakan, KPK tertarik datang ke Banyuwangi karena menjadi daerah yang sedang gigih di sektor pariwisata dan pelayanan publik. Saut ingin datang langsung dan memastikan apakah capaian-capaian di Banyuwangi seperti diberitakan di media massa.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
-
Kenapa Banyuwangi meraih penghargaan tersebut? "Alhamdulillah, hari ini di Istana Negara, kami menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini tentu mendorong semua elemen di Banyuwangi untuk terus kompak melakukan pengendalian inflasi secara lebih baik lagi, agar daya beli masyarakat selalu terjaga," ujar Ipuk.
"Kita harus fair, ketika melihat suatu daerah. Kan saya jalan di banyak daerah, membandingkan daerah satu dengan yang lainnya di era sosial media kan enggak harus liat secara fisik. Tapi kamu harus ada di sana untuk melihat, dan sekarang setelah kita lihat seperti yang diberitakan kan, daerahnya lebih hijau, masyarakatnya lebih kompetitif, lingkungannya lebih baik, kan gitu," kata Saut di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Senin (22/7).
©2019 Merdeka.com
Sementara itu, terkait capaian Koordinasi Supervisi dan Pencegahan (Korsupgah) Kabupaten Banyuwangi dalam rencana aksi perbaikan tata kelola pemerintahan untuk pencegahan korupsi, saat ini meraih nilai 7, dari sebelumnya 6,5.
Saut menilai, Banyuwangi cukup low profile dari capaian Korsupgah yang seharusnya 7 namun masih tercatat 6,5.
"Kemajuan-kemajuannya, dari angka angka itu memang cenderung harus kita waspadai. Tapi angka angka yang muncul itu terbukti, jadi artinya, bahkan low profile, saya menilai Banyuwangi. Jadi angkanya harusnya dapat 7, tapi low profile-nya dapat 6,5, dari Korsupgah itu, jadi mau kita naikkin angkanya," kata Saut.
©2019 Merdeka.com
Dalam Korsupgah, KPK menilai 8 indikator dari kinerja pemerintah, mulai dari perizinan terpadu satu pintu, ASN, Dana Desa, e budgeting, e planning dan sebagainya.
"Kalau ASN bagaimana jenjang karirnya, kalau dana desa bagaimana pertanggungjawaban nya, nah indikator itu sudah dijalankan. Angkanya cukup baik meski di web kita angkanya belum semuanya diisi," ujarnya.
Saut juga mengapresiasi upaya Pemkab Banyuwangi yang dinilai berhasil membuat orang senang datang ke Banyuwangi, terutama dilihat dari capaian kunjungan wisatawan dari semula hanya 500 ribu per tahun bisa mencapai 5 juta wisatawan domestik.
"Dari sisi pencegahan kalau dia mau naik kelas lagi, memang akan lebih banyak yang harus berubah, kamu lihat sendiri dari 400 ribu orang sekarang bisa datang 5 juta (wisatawan ke Banyuwangi) apa yang bisa kita simpulkan, berarti kan orang makin suka melihat Banyuwangi, itu karena apa, itu karena leaders, peranan pemimpin di daerah itu sangat menentukan, dan di mana-mana itu rakyat bagaimana pemimpinnya," paparnya.
©2019 Merdeka.com
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam sambutannya menceritakan beberapa strategi dan inovasi di tengah anggarannya yang terbatas, mulai dari program rantang kasih yang memberikan makanan gratis untuk warga lanjut usia setiap hari yang diantarkan ke rumahnya, hingga menggandeng Gojek untuk program tersebut.
"Anggaran kami terbatas, Gojek kami ajak kolaborasi untuk antar obat ke rumah pasien, sehingga tidak perlu antre di rumah sakit, Gojek juga kami gandeng untuk mengantarkan rantang kasih ke warga miskin setiap hari," katanya.
Anas juga menceritakan adanya program uang saku yang diberikan kepada siswa-siswi SD-SMA dari keluarga yang tidak mampu.
"Ada subsidi uang saku untuk anak sekolah yang miskin, besarannya Rp 10 ribu untuk SD, kemudian Rp 15 ribu bagi SMP dan RP 20 ribu untuk SMA. Tapi dengan syarat dia dari keluarga miskin, dia yang tidak punya android dan tidak merokok," kata Anas.
Anas juga menceritakan capaian kunjungan wisatawan di Banyuwangi yang sudah mencapai 5 juta jiwa dari sebelumnya pada 10 tahun lalu masih 500 ribu orang. Sementara wisatawan Mancanegara naik dari 5 ribu ke posisi 127 ribu pada 2018.
(mdk/hhw)