Wali Kota Solo imbau warganya tak terprovokasi kasus Tolikara
"Kemajemukan Solo ini menjadi sorotan nasional dan internasional," kata Rudi.
Wali Kota FX Hadi Rudyatmo mengimbau kepada masyarakat agar tak terprovokasi dengan hal-hal yang dapat menyulutkan perselisihan, seperti yang terjadi Tolikara, Papua, saat Perayaan Idul Fitri lalu. Masyarakat juga diminta agar menjaga kenyamanan dan keamanan Solo seutuhnya.
"Kemajemukan Solo ini menjadi sorotan nasional dan internasional. Kami meminta seluruh masyarakat untuk menjaga kenyamanan dan keamanan Solo seutuhnya," ujar Rudy, usai menerima kedatangan Laskar Umat Islam Solo (LUIS) di Balai Kota, Rabu (22/7).
Kedatangan LUIS ke Balai Kota untuk meminta kepada Pemerintah Kota Solo agar menutup izin operasional tempat ibadah yang diduga bagian Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) di Jalan Rebab no 017 RT 005, RW 003, Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan. Mereka menengarai tempat ibadah tersebut tidak memiliki izin operasional.
Sekretaris LUIS Solo, Yusuf Suparno mengatakan keberadaan tempat ibadah itu telah mengkhawatirkan dan meresahkan warga, karena tidak memiliki izin sementara maupun izin permanen.
"Kami meminta kebijakan Pak Wali Kota agar menutup tempat ibadah itu," katanya.
Menurut Yusuf, peristiwa yang terjadi di Kabupaten Tolikara, Papua beberapa hari lalu telah mencederai toleransi antarumat beragama. Sehingga agar hal tersebut tidak terjadi di Solo, pihaknya meminta agar tempat ibadah tersebut ditutup izin operasionalnya.
Menanggapi hal tersebut Rudy tak mengelak jika tempat ibadah tersebut belum memiliki izin resmi dari pemerintah. Dia berjanji akan melakukan koordinasi dengan sejumlah muspida sebelum menutup operasional tempat ibadah itu.
"Memang selama ini kami belum menerima berkas pengajuan izin. Kami akan koordinasikan dulu dengan muspida agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," tandas Rudy.