Wali Kota Tangerang akan tutup RS yang tak punya fasilitas NICU
Wali kota juga meminta kepada seluruh RS agar menjadi pembina di wilayahnya masing-masing.
Pemerintah Kota Tangerang tidak segan akan menutup Rumah Sakit (RS) yang tidak memiliki komitmen dalam mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Hal ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah.
"Saya perintahkan kepada Seluruh RS yang ada di kota Tangerang, wajib memiliki sarana untuk menurunkan dan meniadakan kematian angka ibu dan anak, baik itu sarana NICU maupun tenaga ahlinya," ujar Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah dalam sambutannya pada pengukuhan Kelompok Kerja (Pokja) Gerakan Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, Selasa (18/08) di Ruang Akhlakul Kharimah, Puspem Tangerang.
Bahkan untuk mengantisipasi adanya RS yang membandel, dirinya memerintahkan dinas terkait untuk melakukan pengecekan langsung ke seluruh RS yang ada di Kota Tangerang.
"Dinkes coba cek kelengkapan seluruh RS, bila ada ditemukan yang tidak sesuai prosedur, laporkan." Perintah Walikota.
"Kita punya regulasinya, kita bisa cabut izin atau tutup RS atau pun klinik yang tidak mau memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat Tangerang," ujar Wali kota menambahkan.
Lebih lanjut pula Wali kota juga meminta kepada seluruh RS agar menjadi pembina di wilayahnya masing-masing dalam hal kesehatan masyarakat.
"Saya tidak mau dengar lagi, orang Cipondoh dirujuk sampai ke Jatiuwung, kalau sampai masih ada, berikan laporan ke saya, kalau perlu saya tutup RSnya sekalian." tegas Wali Kota.
Percuma di Tangerang RS banyak bahkan terbanyak se Banten, bila tidak memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat sekitar. Baginya, penyelesaian kasus (Kematian bayi dan anak) ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tapi perlu kontribusi seluruh elemen, baik dari pengusaha (RS dan Klinik) mau pun organisasi kemasyarakatan.