Rumah Sakit Jantung UEA-Indonesia Dibangun di Solo
Pembangunan rumah sakit ini diharapkan selesai pada kuartal terakhir tahun 2024.
Uni Emirat Arab mengumumkan dukungannya untuk Rumah Sakit Jantung UEA-Indonesia yang saat ini sedang dibangun di Solo, Jawa Tengah. Rumah sakit ini merupakan fasilitas pertama yang didirikan di bawah UAE Global Hospital Program, sebuah program ambisius yang bertujuan untuk menjembatani kesenjangan kesehatan di seluruh dunia.
Dengan investasi sebesar sekitar IDR 2,4 triliun atau setara dengan USD 150 juta selama satu dekade mendatang, program ini akan mendanai pembangunan hingga 10 rumah sakit yang masing-masing dirancang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan khusus dari masyarakat yang kurang terlayani serta meningkatkan kesehatan bagi mereka yang kesulitan mengakses perawatan medis.
Pembangunan rumah sakit ini diharapkan selesai pada kuartal terakhir tahun 2024, dan peresmiannya akan menandai tonggak penting dalam program UAE Global Hospital Program yang diawasi oleh International Humanitarian and Philanthropic Council serta menyediakan layanan vital bagi ribuan pasien penyakit jantung.
Program ini mencerminkan komitmen jangka panjang Uni Emirat Arab terhadap kesetaraan kesehatan global dan kerja sama internasional.
Program ini juga merupakan investasi signifikan dalam mendukung kesehatan global melalui Zayed Humanitarian Legacy Initiative, yang akan mendukung lembaga dan proyek yang bekerja untuk memberikan bantuan, mengatasi ketimpangan, dan memajukan solusi pembangunan berkelanjutan.
Ketua International Humanitarian and Philanthropic Council, Sheikh Theyab bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan global.
“Selama satu dekade mendatang, inisiatif ini akan mendorong perubahan yang berarti, mewujudkan komitmen kami untuk membantu mereka yang kurang terlayani, serta meningkatkan kesejahteraan dan martabat masyarakat di seluruh dunia,” kata Sheikh Theyab, melalui keterangan tertulis, Sabtu (20/7).
Menteri Luar Negeri and Ketua International Health Advisory Committee di International Humanitarian and Philanthropic Council, Sheikh Shakhboot bin Nahyan Al Nahyan mengatakan, rumah sakit yang didirikan melalui inisiatif ini akan memperkuat sistem pelayanan kesehatan, mempersiapkannya untuk mengatasi kesenjangan akses kesehatan yang krusial dengan efektif.
“Rumah Sakit Jantung UEA-Indonesia tidak hanya akan menyediakan pelayanan medis, tetapi juga akan menjadi contoh untuk proyek-proyek masa depan dalam program ini,” kata dia.
Sementara Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Andi Saguni menyebut, Indonesia bangga menjadi tuan rumah bagi rumah sakit pertama yang dibangun di bawah UAE Global Hospital Program, dengan fokus pada kesehatan jantung yang bertanggung jawab atas lebih dari sepertiga kematian di Indonesia.
“Kolaborasi ini sangat penting untuk memastikan akses layanan kesehatan yang berkualitas bagi semua, dan mencerminkan komitmen bersama kami untuk membangun masa depan yang lebih sehat dan merata bagi seluruh masyarakat,” ujarnya.
Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di Indonesia, terutama penyakit jantung iskemik dan stroke. Menurut Kementerian Kesehatan, penyakit kardiovaskular menyumbang sekitar 35% dari seluruh kematian di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Beban penyakit ini meningkat secara signifikan akibat perubahan gaya hidup, urbanisasi, dan populasi yang menua.
Meskipun cakupan layanan kesehatan melalui program asuransi nasional telah diperluas, sistem pelayanan kesehatan masih kesulitan dalam mengelola peningkatan insiden penyakit jantung secara efektif.
Selain itu, akses ke fasilitas kesehatan masih belum merata, terutama di daerah pedesaan dan terpencil di Indonesia, di mana sekitar 70% dari populasi Indonesia tinggal.
Meskipun ada beberapa fasilitas kesehatan yang tersedia di Solo, akses secara keseluruhan ke layanan kesehatan spesialis dan berkualitas tinggi masih terbatas dibandingkan dengan pusat-pusat perkotaan besar.
Dengan adanya fasilitas baru ini, program ini bertujuan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan spesialis dan mengurangi beban penyakit secara keseluruhan.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Uni Emirat Arab, H.E. Husin Bagis, berharap bahwa Rumah Sakit Jantung UEA-Indonesia akan menjadi rumah sakit kardiologi terbaik di ASEAN.
Sejalan dengan visi Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, Uni Emirat Arab dikenal sebagai salah satu negara donor paling dermawan di dunia.
Angka terbaru menunjukkan bahwa Uni Emirat Arab telah menyumbang lebih dari IDR 1,4 kuadriliun atau setara dengan USD 87 miliar dalam bantuan luar negeri sejak berdirinya negara ini.
Komitmen terhadap filantropi global ini sangat berakar dalam sejarah dan nilai-nilai Uni Emirat Arab yang mencerminkan dedikasi bangsa untuk membina kerja sama dan solidaritas internasional.
Sebagai informasi, Rumah Sakit Jantung UEA-Indonesia di Solo ini memiliki 135 tempat tidur dan dilengkapi dengan fasilitas lengkap, termasuk layanan rawat jalan dan rawat inap dengan ruang perawatan khusus serta unit gawat darurat yang modern.
Rumah sakit baru ini diharapkan dapat menetapkan standar baru dalam perawatan jantung yang akan meningkatkan hasil pengobatan bagi pasien jantung di Indonesia secara signifikan.
Rumah sakit ini mengintegrasikan teknologi medis canggih dan praktik pembangunan berkelanjutan, seperti penggunaan bahan baku lokal, penampungan air hujan, integrasi ekologi, dan pembangkit listrik tenaga surya bersih di dalam kampus, yang sejalan dengan komitmen kedua negara terhadap keberlanjutan lingkungan.