Wamenkes Ungkap 90 Persen Bahan Baku Obat Hasil Importasi
Dari sekitar 11.218 tanaman obat yang tercatat oleh Kementerian Kesehatan, baru 35 Fitofarmaka yang terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Herbuwono mengatakan pemerintah memprioritaskan pengembangan Fitofarmaka untuk mengurangi ketergantungan pada obat impor. Saat ini, 90 persen bahan baku obat di Tanah Air masih bergantung pada impor.
"Ini akan menjamin keamanan kita dalam melakukan transformasi kesehatan di masa depan," kata Dante, Selasa (9/11)
-
Apa pasal yang diterapkan dalam kasus kematian Dante? "Kita laporan polisi model A yang dibuat anggota karena menerima laporan dari masyarakat," kata Wira di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Selasa (6/5). Secara terpisah, Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Rovan Richard Mahenu mengungkapkan dari laporan model A itu, polisi mengenakan pasal 359 KUHP.
-
Kapan sidang perdana kasus kematian Dante dimulai? Pada tanggal 27 Juni 2024, sidang perdana kasus kematian Dante dengan terdakwa Yudha Arfandi telah dimulai.
-
Siapa yang memberikan kesaksian di sidang kasus kematian Dante? Musisi Angger Dimas telah memberikan kesaksiannya dalam sidang kasus kematian putranya, Raden Andante Khalif Pramudityo alias Dante dengan terdakwa Yudha Arfandi di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Senin (29/7/2024).
-
Kenapa Polda Metro Jaya mengambil alih kasus Dante? Ade mengatakan alasan kasus itu diambil alih Polda Metro Jaya. Menurut Ade, hal itu setelah polisi mendalami dugaan adanya unsur tindak pidana terkait kematian bocah tersebut."Untuk memudahkan dan mempercepat proses penyelidikan," kata Ade kepada wartawan, Senin (5/2).
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kematian Dante? "Kita laporan polisi model A yang dibuat anggota karena menerima laporan dari masyarakat," kata Wira di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Selasa (6/5).
Fitofarmaka merupakan obat dari bahan alami yang telah melalui proses uji klinis sehingga memiliki khasiat setara dengan obat medis. Fitofarmaka telah dikembangkan dan diproduksi di Indonesia di antaranya untuk immunomodulator, tukak lambung, antidiabetes, antihipertensi, melancarkan sirkulasi darah, dan meningkatkan kadar albumin.
Menurut Dante, pengembangan Fitofarmaka sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Namun, setelah lima tahun instruksi tersebut diterbitkan, pengembangan Fitofarmaka tidak mengalami kemajuan.
Dari sekitar 11.218 tanaman obat yang tercatat oleh Kementerian Kesehatan, baru 35 Fitofarmaka yang terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Saat ini kita sadar bahwa kemandirian kita tentang berbagai macam hal harus kita lakukan baik secara formal maupun secara praktis. Itu harus mencerminkan bahwa kita negara yang besar. Jumlah penduduk kita 270 juta merupakan pasar yang optimis bagi seluruh kegiatan farmasi,'' ujarnya.
Sekretaris Perusahaan Indofarma, Wardjoko Sumedi mengatakan potensi pengembangan Fitofarmaka di Indonesia sangat bagus. Sebab, Fitofarmaka didorong masuk ke Formularium nasional (FORNAS) sebagai upaya pengobatan promotif dan preventif.
Menurutnya, sejauh ini Kementerian Kesehatan telah memberikan dukungan untuk pengembangan Fitofarmaka. Misalnya membuat kebijakan dan regulasi percepatan pengembangan dan pemanfaatan Fitofarmaka serta memfasilitasi kerja sama Riset dan Development dengan lembaga penelitian baik di lingkungan perguruan tinggi maupun di Kementerian Kesehatan
"Kami berharap ke depannya Fitofarmaka menjadi produk farmasi asli Indonesia yang digunakan dalam layanan kesehatan formal dan mampu dijangkau oleh banyak kalangan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan penyembuhan pasien," ujarnya.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Saintifik Dexa Group, Raymond Tjandrawinata mengungkapkan pengembangan Fitofarmaka bisa mengantisipasi terjadinya supply shock seperti yang sempat dialami industri farmasi di Indonesia pada awal pandemi Covid-19.
Dia menyebut, sejak awal 2000, Dexa Group telah membangun industri bahan baku obat herbal di Indonesia. Bahkan telah mengembangkan bahan baku obat herbal dari biodiversitas yang hanya ada di Indonesia dengan basis riset dan juga didukung dengan medical evidence based.
"Dengan bukti klinis inilah sekarang menghasilkan produk lebih lanjut di pabrik farmasi yang ada sehingga dihasilkan obat modern asli Indonesia dengan status fitofarmaka," kata Raymond.
(mdk/rhm)