Wanita Tangguh Tim Relawan Pemulasaraan Jenazah Covid-19
Yani yang tergabung sebagai anggota Unit Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, sebenarnya sudah biasa mengurusi jenazah. Namun, saat pandemi ini, jenazah pasien covid-19 membutuhkan penanganan yang berbeda.
Kasus covid-19 yang terus meninggi membuat Hari Nuryani mengharuskannya pulang hingga jelang subuh. Bukan seorang nakes, wanita yang akrab disapa Yani ini merupakan seorang relawan pemulasaraan jenazah pasien covid-19 di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Wanita berusia 49 tahun ini pun harus bersiaga 24 jam. Yani selalu siap jiwa sewaktu-waktu dia menerima panggilan untuk mengurus jenazah. Tak jarang pula dia menerima panggilan untuk bertugas ketika hendak tidur malam.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
"Kalau kasus kematian meningkat, sehari kita bisa memakamkan empat sampai enam orang. Dan ketika lokasinya jauh, kita juga harus pulang subuh," jelasnya seperti dikutip dari Antaranews.
Bersama para relawan lainnya, Yani bertugas untuk mengurus jenazah covid-19, mulai dari memandikan, mengafani dan membungkus jenazah menggunakan plastik serta memasukkannya ke dalam peti jenazah hingga memakamkannya.
Yani yang tergabung sebagai anggota Unit Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, sebenarnya sudah biasa mengurusi jenazah. Namun, saat pandemi ini, jenazah pasien covid-19 membutuhkan penanganan yang berbeda.
Saat sedang melakukan proses pemulasaraan hingga pemakaman jenazah pasien yang terinfeksi virus corona tipe SARS-CoV-2, petugas harus menerapkan protokol khusus. Tak hanya prosesnya juga membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pemulasaraan dan pemakaman biasa.
Tak hanya itu, risiko tertular penyakit yang menyerang organ paru-paru ini pun sangat besar. Guna meminimalisir risiko, Yani selalu berusaha untuk menjaga daya tahan tubuhnya dan menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
"ALhamdulillah sampai sekarang (belum pernah tertular covid-19). Kita harus bisa memproteksi, kalau badan sudah tidak enak lebih baik istirahat," ujarnya.
Tak lupa, Yani terus berdoa kepada sang pencipta supaya senantiasa dilindungi saat menjalankan tugas mulia ini.
Demi Sesama
Panggilan untuk menjadi relawan pemulasaraan jenazah covid-19 muncul saat beberapa rumah sakit di Indramayu kewalahan meningkatnya jumlah kasus kematian penderita infeksi virus covid-19, dan harus meminta bantuan dari BPBD Indramayu.
Akhinya tepat sejak November 2020 Yani menyatakan kesanggupannya saat pemimpin BPBD Indramayu memilih dirinya untuk bergabung menjadi relawan pemulasaraan jenazah pasien covid-19.
Ibu tiga ini bertugas mengurusi pemulasaraan jenazah pasien covid-19 di dua rumah sakit di Kabupaten Indramayu. Tak jarang pula ia membantu menangani pemakaman warga di daerah tempat tinggalnya.
Ada sedikit ganjalan dari tugas yang dijalani Yani, terkadang ia mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan atau bahkan penolakan dari keluarga warga yang meninggal maupun dari warga sekitarnya.
Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat Yani untuk menjalankan tugas dan membantu sesama. "Kita tidak berharap apa-apa sebenarnya, kalau ada keluarga yang mengucapkan terima kasih itu sudah cukup," katanya.
Yani hanya bisa berharap seluruh warga bisa menjaga kesehatan diri dan keluarga dengan disiplin dalam penerapan protokol kesehatan agar penularan covid-19 bisa ditekan dan pasien covid-19 yang meninggal dunia bisa terus berkurang.
Menekan Kasus
Sejak pandemi covid-19 merebak pada Maret 2020 hingga Kamis (29/7) siang, jumlah akumulatif warga yang terjangkit virus covid-19 di Kabupaten Indramayu sebanyak 14.972 orang dengan rincian 1.122 orang masih menjalani perawatan, 13.166 orang sudah sembuh dan 684 orang meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, mengatakan bahwa pemerintah terus berusaha menekan penularan covid-19 dan menurunkan angka kematian akibat virus ini.
Tak hanya melakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat untuk mengendalikan penularan covid-19, pemerintah juga menjalankan program vaksinasi untuk meningkatkan ketahanan tubuh warga terhadap covid-19 serta menekan angka kesakitan dan kematian akibat infeksi virus corona.
Pada akhir Juni hingga pertengahan Juli 2021, jumlah kematian akibat covid-19 di Kabupaten Indramayu masih di atas 10 orang dalam satu hari. Bahkan pada 8 Juli 2021 jumlah pasien covid-19 yang meninggal mencapai 22 orang dalam sehari.
"Tapi sekarang angka kematian sudah turun, yang kemarin di atas 10 kasus per hari saat ini tinggal empat kasus," jelas Deden.
Dia berharap warga meningkatkan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan dan mengikuti program vaksinasi yang dicanangkan pemerintah untuk menekan jumlah kasus penularan dan kematian akibat covid-19.
(mdk/ttm)