Warga 3 desa di NTT bentrok gara-gara kacang mete,TNI dikerahkan
Pertikaian antarwarga desa ini sempat meletus pada 1 Oktober 2012 dan baru mereda pada akhir November 2013
Bupati Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Yoseph Lagadoni Herin mengatakan, aparat keamanan yang terdiri dari satu SST Polri dan satu SST TNI diterjunkan ke Pulau Adonara petang ini. Hal ini menyusul pertikaian antarwarga tiga desa di wilayah itu.
Keputusan untuk mengirim bantuan keamanan ke Adonara ini, diambil dalam rapat bersama dengan Dandim Larantuka, Letkol Inf Kusni dan utusan Kapolres Flores Timur yang diwakili Kompol Hito Herman dan dihadiri pula pimpinan dewan, kata Yoseph Lagadoni Herin, terkait langkah penanganan insiden di Adonara.
Pertikaian antarwarga tiga desa yakni Desa Lewobunga, Lewonara dan Bele kembali meletus di Pulau Adonara, Rabu (23/10). Pertikaian dipicu oleh adanya aktivitas warga Desa Lewobunga mengumpulkan kacang mete di wilayah yang selama ini disengketakan. Aktivitas itu yang kemudian memicu kemarahan warga Desa Lewonara dan Bele dan berdampak pada pertikaian.
Pertikaian antarwarga desa ini sempat meletus pada 1 Oktober 2012 dan baru mereda pada akhir November 2013 setelah pemerintah dan aparat keamanan memutuskan untuk memasang "police line" di lokasi yang disengketakan.
"Kami baru selesai menggelar rapat dan memutuskan untuk mengirim aparat keamanan dari Polres dan Kodim ke Adonara petang ini untuk membantu polisi dan TNI yang ada di Adonara. Aparat keamanan akan dibantu satu regu Satpol PP," kata Bupati seperti dikutip dari Antara, Kamis (23/10).
Pengiriman baru dapat dilakukan petang ini karena masih harus dilakukan berbagai persiapan sebelum diberangkatkan dengan kapal motor menuju Pelabuhan Waiwerang, di Pulau Adonara, kata Yoseph Lagadoni Herin.
Mengenai penanganan di lapangan, dia mengatakan rapat menyepakati agar aparat keamanan yang diterjunkan ke lokasi akan mengutamakan langkah persuasif kepada kedua pihak yang sedang bertikai. Selain langkah persuasif, aparat keamanan juga akan melakukan penegakan hukum di lapangan, jika ada warga yang melanggar hukum, katanya menjelaskan hasil rapat bersama.
Mengenai perkembangan laporan dari lapangan, dia mengatakan, belum ada laporan tambahan. Sementara ini ada satu rumah permanen dan tiga pondok yang dibakar. Tidak ada korban jiwa, katanya.