Wartawan dibunuh dekat sekolah anak
Seorang wartawan koran mingguan di Medan, Amran Parulian Simanjuntak (36), tewas dibunuh di sekitar Jalan Meden-Binjai Km 13,5, Sei Semayang, Sunggal, Rabu (29/3) pagi. Dia ditikam tak jauh dari sekolah putrinya.
Seorang wartawan koran mingguan di Medan, Amran Parulian Simanjuntak (36), tewas dibunuh di sekitar Jalan Meden-Binjai Km 13,5, Sei Semayang, Sunggal, Rabu (29/3) pagi. Dia ditikam tak jauh dari sekolah putrinya.
Berdasarkan informasi dihimpun, Amran merupakan wartawan koran Mingguan Senior. Pria yang tinggal di kawasan Jalan Banten, Diski, ini disebut kerap bertugas di kawasan Sunggal.
Menurut keluarganya, Amran terakhir berangkat dari rumah menuju sekolah putrinya di TK Valentine, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan-Binjai Km 13,5 Sei Semayang, Diski.
"Dia kami duga mengikuti abangnya yang mengantarkan anaknya sekolah. Sebelumnya, dia memang menelepon abangnya minta tolong untuk mengantarkan anaknya ke sekolah. Setelah abangnya berangkat membawa anaknya, dia mengikuti dari belakang," jelas Renova br Simanjuntak, kakak kandung korban.
Renova mengatakan, keluarga menduga Amran khawatir sesuatu terjadi pada anaknya. "Karena dia pernah bertemu orang bersama anaknya. Orang yang menelepon itu diduga mengancamnya pada hari Senin itu, makanya mungkin dia khawatir jadi terus mengikuti abang dan anaknya dari belakang," cerita perempuan ini.
Belakangan keluarga mendapat kabar, Amran tewas dibunuh. "Kami dikabari guru anaknya," jelas Renova.
Perempuan ini memaparkan, sekurangnya ada 6 tikaman di tubuh adiknya. "Tiga di perut kiri, satu di dada tengah dan kakan. Ada juga di punggung. Pokoknya ada 6 tikaman," sebut Renova sambil menangis.
Jasad korban sudah dievakuasi ke RS Bhayangkara Medan. Sementara sepeda motor dan tas berisi ponsel korban diamankan ke Polsek Sunggal.
Kapolsek Sunggal Kompol Daniel Marunduri mengatakan, kasus pembunuhan itu masih diselidiki. "Anggota sudah di TKP, motif masih didalami," katanya.