Wartawan senior Jakarta Post jawab makian brengsek Prabowo
"Karena pemilik kamu (Jakarta Post) brengsek, tidak menjunjung demokrasi,"kata Prabowo saat jumpa pers.
Wartawan Senior The Jakarta Post Sabam Siagian angkat bicara terkait pernyataan Calon presiden Prabowo Subianto yang mengatakan media berbahasa Inggris itu 'brengsek'. Menurut dia, pemilik modal tidak ikut campur mengenai isi redaksional Jakarta Post.
"Pada 1993 didirikan usaha bersama, dari Kompas, Tempo, Sinar Harapan dulu dan Suara Karya. Ini urusan perusahaan diputuskan ada 4 pemilik tidak ada campur tangan. Ketika editorial mengusung Jokowi-JK itu suatu tradisi," kata Sabam kepada wartawan di Jalan Sisingamangaraja No 5 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, (17/7).
Setelah kedua capres dan cawapres memaparkan visi misi, menurut dia hanya Jokowi-JK yang bersikap sopan. Namun, dirinya merasa binggung mengapa mantan Danjen Kopasuss itu bersikap seperti itu ke medianya.
"Kami Jakarta Post, mengapa (Prabowo) marah-marah, maki-maki seperti itu?" ucapnya.
Sebelumnya, Calon presiden Prabowo Subianto menggelar jumpa pers usai hadiri acara deklarasi koalisi permanen di Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat. Acara tersebut dihadiri puluhan wartawan asing dan luar negeri.
Berbagai pertanyaan pun banyak dilontarkan para pewarta tersebut. Anehnya, saat wartawati koran berbahasa asing The Jakarta Post bertanya, Prabowo pun geram.
Awalnya, wartawati itu hanya ingin bertanya tentang koalisi yang mendukungnya bersama Hatta Rajasa sebagai capres-cawapres. Namun, sontak Prabowo sebut bahwa media tersebut sudah menjadi partisan.
"Jakarta Post? Itu sudah mendukung menjadi partisan. Untuk Jakarta Post saya tidak mau jawab. Terima kasih," ujar Prabowo di lokasi, Senin (14/7).
Namun, mantan Danjen Kopassus itu kesalahan bukan pada sang pewarta melainkan pemilik media tersebut. Editorial koran tersebut memang telah menyatakan berpihak pada Jokowi-JK.
"Ini bukan salah anda, ini salah pemilik (The Jakarta Post) media anda," tegasnya.
Usai melakukan jumpa pers, Prabowo yang melewati sang wartawati tersebut langsung berkata lagi. Menurutnya, The Jakarta Post sudah tidak demokratis.
"Karena pemilik kamu (Jakarta Post) brengsek, tidak menjunjung demokrasi," terangnya.