Wikileaks juga ungkap kedekatan Ical-Ani Yudhoyono
kedetakannya berhasil membalikkan isu soal bencana Lumpur di Sidoarjo.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrie (Ical) pernah melakukan pendekatan intensif dengan Ibu Negara Ani Yudhoyono pada tahun 2005 lalu. Langkah ini dia lakukan setelah direshuffle dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Dalam laporan yang dibocorkan Wikileaks, Minggu (15/12), Ical dilaporkan langsung tebar pesona untuk mendapatkan kembali perhatian dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono . Bahkan, pria yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar ini semakin tekun melakukan pendekatan dengan Ani dan keluarganya.
"Entah bagaimana (Bakrie) berhasil membalikkan isu bencana aliran lumpur Jawa Timur yang diprakarsai perusahaannya Lapindo Bras Corporation, dia juga terus meningkat profilnya dalam administrasi kenegaraan," ungkap Wikileaks.
Dalam kawat diplomatik berstempel 'rahasia' tersebut, mengindikasikan kedekatan Ical dengan ibu negara sempat membuat hubungan antara Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dengan Ani berada di ujung tanduk. Bahkan, Ani sempat marah saat JK berseloroh soal agama yang dianut istri SBY ketika bertarung pada Pilpres 2009.
Di saat bersamaan, JK juga menyimpan minat untuk meningkatkan hubungannya dengan Ani, dengan misi mendapat persetujuan dari istri SBY tersebut. Keputusan ini akan berdampak besar terhadap kelanjutan pasangan SBY-Kalla pada Pemilu 2009.
Sebelumnya diberitakan, harian The Australian membeberkan soal penyadapan yang dilakukan terhadap SBY dan Ani Yudhoyono . Sebuah kabel diplomatik berstempel 'rahasia' dikirimkan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta kepada diplomat AS di Canberra dan CIA. Kabel ini membicarakan dinamika baru peta politik Indonesia.
Para intelijen ini meyakini ada pemain yang menjadi penasehat penting bagi SBY. Orang tersebut bukan wakil presiden, bukan pula menteri dalam kabinet SBY, tapi istrinya sendiri, Ani Yudhoyono .
"Keberadaan Kristiani Herawati telah mengorbankan penasehat kunci lainnya. Ibu negara diduga telah memanfaatkan akses kepada presiden untuk membantu teman-temannya dan menjatuhkan lawannya, termasuk Wakil Presiden (Jusuf) Kalla," tulis kabel tersebut.