Usai Dipanggil Jokowi Terkait Hacker, Menkominfo dan Kepala BSSN ‘Menghilang’ dari Istana
Keduanya tiba di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada pukul 13.30 WIB.
Keduanya tiba di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada pukul 13.30 WIB.
Usai Dipanggil Jokowi Terkait Hacker, Menkominfo dan Kepala BSSN ‘Menghilang’ dari Istana
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumpulkan sejumlah menteri dan pimpinan lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (28/6), usai Pusat Dana Nasional Sementara (PDNS) diserang ransomware.
Salah satunya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi dan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.
Keduanya tiba di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada pukul 13.30 WIB. Hinsa mengakui agenda rapat bersama Jokowi untuk membahas soal masalah peretasan server PDNS.
"Mau rapat dulu. Ya terkait (PDNS) kemarin lah, yang pasti akan melakukan evaluasi," kata Hinsa sebelum rapat kepada wartawan.
Sementara itu, Budi Arie enggan memberikan keterangan saat ditanya awak media terkait agenda rapat bersama Jokowi. Namun, dia berjanji akan memberikan keterangan usai rapat.
"Ntar dulu, habis ini ya. Tunggu dong ini baru mulai rapat. Ya pasti ntar (konferensi pers)," tutur Budi.
Kendati begitu, Budi Arie dan Hinsa Siburian justru tak memberikan keterangan apapun kepada awak media. Keduanya bahkan tak terlihat oleh awak media keluar dari dalam Istana Kepresidenan usai rapat bersama Jokowi.
Padahal, pejabat negara lain sudah keluar pada pukul 14.50 WIB. Mobil dinas keduanya yang awalnya terparkir di pintu Istana Jalan Veteran tiba-tiba keluar dan berpindah.
Berdasarkan informasi dihimpun, Budi Arie dan Hinsa keluar melalui pintu VVIP Istana Kepresidenan Jakarta. Pintu tersebut tidak bisa diakses wartawan. Sehingga, awak media pun tak melihat Budi Arie dan Hinsa keluar usai dipanggil Jokowi.
Selain keduanya, rapat ini juga dihadiri Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly, Menteri PAN-RB Azwar Anas, Menteri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI Suharso Monoarfa, Menteri Keuangan Sri Mulyani, hingga Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Yusuf Ateh.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyebut bahwa tidak ada negara di seluruh dunia yang tidak terkena serangan ransomware.
Budi mengatakan, dari data per negara tahun 2022-2023, serangan ransomware terbesar terjadi kepada Amerika Serikat.
Hal itu disampaikan Budi dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR Kominfo di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta. Turut hadir dalam rapat Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.
"Kita bisa lihat, ini ransomware, tidak ada di seluruh dunia yang tidak terkena serangan ransomware, dan yang terbesar adalah Amerika Serikat 40,34 persen," kata Budi paparannya, Kamis (27/6).
Setelah Amerika, serangan ransomware kedua terjadi pada Kanada 6,75 persen. Kemudian, Inggris 6,4 persen, Jerman 4,92 persen, dan Prancis 3,8 persen.
"Indonesia terkena dampak sekitar 0,67 persen dari serangan ransomware. Jadi memang virus ini melanda seluruh dunia dan menjadi perhatian kita bersama," kata Budi.
Dia melanjutkan, ransomware yang menyerang Indonesia adalah versi terakhir. Diketahui, jenis ransomware yang menyerang Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 ialah LockBit 3.0.
"Ransomware yang menyerang Indonesia ini adalah versi yang terakhir,latest version, sehingga jadi perhatian seluruh dunia terhadap ransomware ini," pungkasnya.