Brain Cipher Mengaku Tak Sulit Bobol Data PDNS 2, Malah Beri Saran ke Pemerintah Indonesia
Kelompok ransomware Brain Cipher mengakui bobol data PDNS 2 tak sulit.
Kelompok ransomware Brain Cipher mengutarakan alasannya mengapa menyerang data center.
Ia menjelaskan bahwa data center atau pusat data adalah industri teknologi tinggi yang butuh investasi tak main-main. Uang yang dikeluarkan untuk membuat data center sangatlah besar.
Maka itu, seharusnya bukanlah orang yang sembarangan dan serampangan mengurus data center. Mereka wajib mengerti bagaimana bisnis ini diperlakukan.
“Mengapa kami menyerang pusat data? Seperti yang Anda ketahui, pusat data adalah industri teknologi tinggi yang membutuhkan investasi besar, dan setiap orang yang menjalankan bisnis ini harus mengetahui hal ini,” tulis Brain Cipher dalam akun dark webnya dikutip dari unggahan X Stealthmole, Kamis (4/7).
-
Kenapa Brain Cipher menyerang PDNS 2? 'Termasuk alasan penyerangan terhadap pusat data, ucapan terima kasih kepada masyarakat Indonesia atas kesabarannya, dan lain-lain,' ujar dia.
-
Bagaimana Brain Cipher menyerang PDNS 2? Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian menyebut serangan ransomware itu merupakan jenis baru dari pengembangan lockbit 3.0.
-
Siapa pelaku ransomware yang menyerang PDNS 2? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi bahkan menyebut pelaku ransomware ini meminta uang tebusan USD 8 juta atau sekitar Rp 131 miliar.
-
Kapan Brain Cipher menyerang PDNS 2? Sebagaimana diketahui, server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 ini pada 20 Juni 2024 diserang ransomware.
-
Bagaimana jenis ransomware yang menyerang PDNS 2? Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian menyebut serangan ransomware itu merupakan jenis baru dari pengembangan lockbit 3.0.
-
Apa dampak dari serangan ransomware terhadap PDNS 2? Serangan itu berdampak pada terhambatnya beberapa layanan publik di 210 instansi pemerintah pusat dan daerah.
Dilanjutkannya, 99 dari 100 perusahaan tersebut harus membayar jika mereka berada dalam situasi tanpa harapan.
Untuk kasus PDNS 2, mereka bilang tak sukar membobol data dari data center milik pemerintah Indonesia.
“Dalam kasus ini, serangannya sangat mudah sehingga kami hanya memerlukan sedikit waktu untuk membongkar data dan mengenkripsi beberapa ribu terabyte informasi,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, kelompok ransomware Brain Cipher akhirnya menepati janjinya.
Pelaku enkripsi data 210 lebih Pusat Data Nasional Sementara (PDNS 2) ini telah berjanji akan memberikan kunci enkripsi kepada pemerintah di hari Rabu.
Namun mereka pun mengancam jika dalam statement pemerintah nantinya menyebutkan memulihkan data secara mandiri maupun dibantu pihak ketiga, tak segan data-data itu akan dipublikasikan.
"Jika pihak kedua (pemerintah Indonesia) menyebutkan memulihkan data secara mandiri atau bantuan pihak ketiga, kami akan mempublikasikan data-data itu," katanya.
Sebelumnya, server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 ini pada 20 Juni 2024 diserang ransomware.
Serangan itu berdampak pada terhambatnya beberapa layanan publik di 210 instansi pemerintah pusat dan daerah.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi bahkan menyebut pelaku ransomware ini meminta uang tebusan USD 8 juta atau sekitar Rp 131 miliar.
“Mereka minta tebusan USD 8 juta,” ujar dia.
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian menyebut serangan ransomware itu merupakan jenis baru dari pengembangan lockbit 3.0.
“Ini ransomware jenis baru dan kami sudah lihat dari sample yang didapatkan,” jelas dia.