Yosi Sanchez, SPG asal Karawang sukses di Jakarta
Kini upah Yosi sudah melonjak berkali-kali lipat. Setiap event Yosi bisa mendapat imbalan Rp 500 ribu, bahkan lebih.
Saat menginjakkan kaki di Jakarta usia wanita cantik ini terbilang muda, masih 17 tahun. Dengan modal nekat dia bermimpi meraih sukses di tengah kerasnya ibukota. Setelah 2,5 tahun berlalu Yosita Priscilaa Sanchez (19) yang berprofesi sebagai SPG mulai menuai hasilnya.
Dunia SPG pertama kali dilakoni Yosi saat masih tinggal di Karawang, Jawa Barat. Kala itu dia hanya mendapat imbalan Rp 80 ribu saat menjadi SPG rokok. Namun kini bayaran itu sudah melonjak berkali-kali lipat. Setiap event Yosi bisa mendapat imbalan Rp 500 ribu, bahkan lebih.
Apa yang didapat wanita yang dikenal dengan nama Yosi Sanchez ini tidak lah mudah. Yosi sempat bekerja sebagai marketing, lalu pindah ke Bandung menjadi SPG. Hanya seminggu di kota Kembang, dia kembali ke Jakarta.
Sekarang perempuan dengan tinggi 167 Cm itu tengah fokus merintis kariernya. Saat ini Yosi lebih sering mendapat job sebagai usher. Pendapatannya pun semakin bertambah. Jika dulu tinggal di kamar kos, kini Yosi sudah bisa menyewa Apartemen di kawasan Kebon Jeruk seharga Rp 18 juta per-tahun.
"Sekarang saya masih fokus kerja, rencananya nanti pengen kuliah ambil komunikasi," kata anak ketiga dari empat bersaudara itu.
Meski tawaran terus datang, Yosi tetap memilih-milih jika ada job. Menjadi umbrella girl misalnya, meski bayarannya lebih tinggi dibanding SPG dia menolak. Selain tugasnya outdoor, cara berpakaiannya menjadi pertimbangan utama.
"Saya ambil yang pakaiannya mini dress 5 Cm di atas lutut. Kalau UG kadang pakaiannya kelihatan perut, semi bikini aku enggak mau," katanya.
Yosi juga tidak menapik jika profesi yang digelutinya identik dengan cerita miring. Namun baginya semua itu kembali ke pribadi masing-masing. "Tergantung orangnya," kata Yosi.
Selama ini dia pun mengaku pernah digoda oleh pria-pria jahil. Baginya, itu bagian dari resiko pekerjaan. Yosi selalu santai menyikapinya dengan menolak secara halus.
"Paling saya bilang 'maaf saya sedang bertugas'," katanya.
Profesi sebagai SPG disadari Yosi tidak selamanya akan bisa dijadikan sandaran hidup. Mempersiapkan jika usianya tak produktif, Yosi berencana membuka usaha. "Maunya aku buka usaha butik," ujar Yosi.(mdk/dan)