166 DPC Demokrat yang dipecat melawan, tuntut hak pilih di kongres
Mereka lakukan deklarasi Kaukus Penyelamatan Partai Demokrat yang menuntut lima poin kepada DPP.
Sejumlah mantan ketua DPC Partai Demokrat menuntut hak mereka untuk mengikuti kongres Demokrat yang akan dilaksanakan pada 11-13 Mei mendatang. Sebab, Plt ketua DPC yang diangkat untuk menggantikan mereka dianggap tidak punya hak suara di kongres sesuai Aturan Dasar dan Aturan Rumah Tangga (AD/ART).
Oleh karena itu, mereka meminta adanya keadilan bagi para anggota yang telah dipecat maupun yang sudah habis masa jabatannya untuk bisa memberikan suara. Mantan Ketua DPC Partai Demokrat Surabaya, Didik Risdaryanto mengatakan, pergantian para pengurus DPC yang dilakukan DPP Demokrat pimpinan Syarief Hasan tidak sesuai dengan AD/ART.
"Kita di sini untuk meraih perjuangan yang sulit. Kita dipilih bukan sembarangan. Kita di plt-kan begitu saja tanpa ada alasan dari AD/ART. Seperti apa yang kita lakukan saat terpilih di DPC Demokrat artinya langkah-langkah Demokrat harus dilakukan secara demokratis," jelas Didik dalam acara penyampaian Deklarasi Kaukus Penyelamatan Partai Demokrat di Holet Atlet Century, Kamis (30/4).
Didik menyebutkan, jumlah dari plt Demokrat saat ini sudah mencapai 266 orang, yaitu 161 orang sebagai mantan anggota yang telah dipecat dan 105 orang sebagai ketua DPC yang telah habis masa jabatannya. Cabang-cabang yang tergabung dalam plt tersebut, di antaranya DPC Surabaya, DPC Taulud, DPC Blitar, DPC Salatiga, DPC Purworejo.
Sementara itu, wujud protes dari para plt Demokrat disampaikan dalam Deklarasi Kaukus Penyelamatan Partai Demokrat yang berisi lima poin. Pertama, kaukus ini merupakan aliansi akal sehat dan hati nurani yang bersih, cerdas dan santun, yang menginginkan demokrasi menjadi satu-satunya aturan main yang dijunjung tinggi.
Kedua, kami mengimbau dan mengajak seluruh patriot demokrasi di Partai Demokrat untuk bersama-sama menjaga dan merawat tumbuh kembangnya demokrasi internal dan sistem kelembagaan kepartaian. Ketiga, kami juga mengimbau dan mengajak seluruh patriot demokrasi di Partai
Demokrat untuk mengawasi partai dari pembajakan sekelompok elite demi keuntungan mereka sendiri.
Keempat, dalam kongres Partai Demokrat, kami mengimbau dan mengajak seluruh ketua DPC se-Indonesia yang telah di-Plt secara sewenang-wenang, untuk datang memperjuangkan kebenaran dan keadilan atas dasar konstitusi partai, serta bertekad memperjuangkan pemberlakuan demokrasi sepenuh-penuhnya di arena kongres.
Kelima, kami juga mengimbau dan mengajak seluruh pimpinan DPC dan DPD se-Indonesia, tanpa terkecuali, agar momentum Kongres Partai Demokrat menjadi ajang refleksi atas perjalanan partai kita serta untuk menumbuhkan kebersamaan dan kesetaraan yang telah tercederai.
Baca juga:
Jelang kongres, Pasek sebut SBY dimanfaatkan orang di sekitarnya
Jadi ketum lagi, SBY diyakini mampu menangkan Demokrat seperti 2009
Loyalis bantah isu syarat nyalon ketum diperketat demi muluskan SBY
Anas Urbaningrum: Partai bukan fans klub kekaguman sosok berkarisma
Marzuki Alie siap lawan SBY perebutkan kursi Ketua Umum Demokrat
Menagih janji SBY tak mau lagi jadi ketum Demokrat
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Apa yang dilakukan Menhan Prabowo Subianto bersama Kasau Marsekal Fadjar Prasetyo? Prabowo duduk di kursi belakang pesawat F-16. Pilot membawanya terbang pada ketinggian 10.000 kaki.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan para ketua umum partai di koalisi Indonesia Maju? Salah satu yang dibahas dalam pertemuan adalah pematangan calon wakil presiden untuk Prabowo Subianto.
-
Kapan Mayjen Sungkono dan Panglima Besar Sudirman bertemu dan berkenalan? Sungkono dan Panglima Besar Sudirman sama-sama lahir di Purbalingga. Namun, keduanya baru bertemu dan berkenalan pada masa perang kemerdekaan di Kediri.