#2019GantiPresiden, Gerindra minta pemerintah tak kebakaran jenggot
#2019GantiPresiden, Gerindra minta pemerintah tak kebakaran jenggot. Dia menilai perang tagar tersebut adalah hal yang lumrah serta mendapatkan respons positif dari masyarakat. Kemudian dia menilai pihak Jokowi-Ma'ruf justru panik terkait munculnya gerakan tersebut.
Anggota Badan Komunikasi Gerindra Andre Rosiade mengatakan pemerintah, pihak berwajib hingga BIN tidak perlu kebakaran jenggot jika adanya gerakan #2019GantiPresiden. Sebab, kata dia, gerakan tersebut adalah bagian dari demokrasi.
"Sebenarnya #2019GantiPresiden maupun #Jokowi2Periode itu hal yang biasa saja. Itu bagian bunga-bunga demokrasi dan tidak perlu pemerintah, BIN, polisi kebakaran jenggot. Ini bagian dari demokrasi," kata Andre saat diskusi Re-Ide Indonesia di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (12/9).
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa yang menjadi presiden setelah PDIP menang di pemilu 2019? Seiring dengan kemenangan PDIP, Joko Widodo juga kembali terpilih sebagai presiden Indonesia untuk masa jabatan kedua.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
Dia menilai perang tagar tersebut adalah hal yang lumrah serta mendapatkan respons positif dari masyarakat. Kemudian dia menilai pihak Jokowi-Ma'ruf justru panik terkait munculnya gerakan tersebut.
"Sehingga mulai adanya persekusi mulai di Batam ada yang demo di dalam Bandara. Lalu ada persekusi di Riau, ada 30-40 orang di depan pagar bandara lalu tutup pagar bandara, lalu mbak Neno tertahan di bandara," ungkap Andre.
Dia menilai pihak Jokowi-Ma'ruf Amin tidak siap dengan kritikan. Serta tidak siap kalah sehingga ada indikasi aparat pun turut andil untuk melarang gerakan tersebut.
"Kalau kita lihat #Jokowi2Periode itu dideklarasikan itu tidak ada persekusi bahkan polisi mendukung," kata Andre.
"Padahal kalau kita baca, tidak ada cerita agama. yang ada itu simpel aja. Intinya tidak ada isu agama, tidak ada isu hoaks, tidak ada fitnah kepada pemerintah," ungkap Andre.
Kemudian dia juga meminta kepada semua pihak agar mencari simpati rakyat tidak perlu saling sikut. Aparat, kata dia, tidak perlu jadi wasit untuk mengamankan satu pihak.
"Jangan sampai polisi bilang ini kampanye di luar jadwal. Ini ranah Bawaslu dan KPU. Polisi ini polisi seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya pendukung Pak Jokowi, tapi juga pendukung Pak Prabowo," ungkap Andre.
Baca juga:
Timses Jokowi nilai tagar 2019 ganti presiden buat masyarakat terbelah
Gerakan #2019GantiPresiden bisa berpotensi dimanfaatkan ISIS
Gerindra pastikan pendaftaran #2019PrabowoPresiden tak langgar hukum
Bahayanya jika pro khilafah dan ISIS tunggangi gerakan #2019GantiPresiden
Mewaspadai pola radikalisme seperti Suriah yang diimpor ke Indonesia
Gerakan #2019GantiPresiden dinilai tidak surutkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf