4 Kritik pedas Amien Rais bikin kuping Istana panas
Sejak dulu mantan Ketua MPR Amien Rais kerap melontarkan kritik pedas pada pemerintah.
Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais kerap melontarkan kritik pedas terhadap pemerintah. Kritik tajamnya itu kadang membuat merah telinga Istana.
Kritik-kritik itu seringkali langsung mendapat respons orang-orang Istana. Berikut kritik pedasnya:
-
Kenapa Kastil Ayanis hancur? Bukti tertulis menunjukkan, kastil tersebut hancur akibat gempa bumi besar dan kebakaran, sekitar 20 hingga 25 tahun setelah pembangunannya.
-
Kapan Devano Danendra dan Azizah Salsha mulai berteman? Devano Danendra dan Azizah Salsha telah menjalin persahabatan yang cukup lama.
-
Kenapa Danu Arman dipecat sebagai Hakim? Diberitakan, Majelis Kehormatan Hakim (MKH) memecat hakim terlapor Danu Arman karena memakai narkoba di ruang kerja Pengadilan Negeri (PN) Rangkasbitung, Lebak, Banten. Keputusan itu dibacakan Ketua Majelis Kehormatan Hakim sekaligus Ketua Komisi Yudisial (KY) Amzulian Rifai dalam persidangan di ruang sidang gedung Mahkamah Agung (MA), Jakarta Pusat, Selasa (18/7).
-
Kapan Raja Ali Haji menulis Gurindam Dua Belas? Kebijaksanaan Lokal Gurindam Dua Belas yang ditulis pada tahun 1847 ini merupakan kebijkasanaan lokal atau local wisdom masyarakat Melayu-Bugis.
-
Di mana tarian Dana Syarah berasal? Dana Syarah merupakan tarian yang aslinya berasal dari Timur Tengah.
-
Kapan Ameena lahir? Balita kelahiran 22 Februari 2022 ini juga semakin lucu. Karena sudah beranjak balita, Ameena kerap menemani Aurel Hermansyah saat syuting.
Pengibulan pembagian sertifikat
Kritik pedas Amien Rais terkait pembagian sertifikat langsung direspon langsung oleh Presiden Jokowi. Amien sebelumnya menyebut pembagian sertifikat adalah pengibulan.
Mendengar kritikan itu, Jokowi menegaskan pembagian sertifikat itu bukan suatu pembohongan atau pengibulan. "Diangkat tinggi-tinggi biar kelihatan semuanya bahwa sertifikat sudah diserahkan dan betul-betul sertifikat ini sudah menjadi hak milik bapak ibu sekalian dan bukan pengibulan," kata Presiden Jokowi.
Pejabat ada yang terima Rp 10 triliun
Amien Rais pernah mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Amien mengaku mendapat kabar ada pejabat pemerintah yang menerima uang sebesar Rp 10 triliun dari pengembang untuk memuluskan proyek reklamasi.
"Ini jelas Podomoro ya sudah membuat iklan di Hong Kong, katanya ada pejabat kita yang dapat Rp 10 triliun," kata Amien.
Pernyataan Amien langsung direspons Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Dia meminta penyebar isu menggunakan logika terlebih dahulu sebelum mengutarakan pendapatnya. "Kadang-kadang saya saja yang ngerjain tiap hari masih banyak belum mengerti. Ada yang baru lihat sekali langsung bilang sudah terima Rp 10 triliun. Emang Rp 10 triliun kecil? Enak saja. Itu gede, itu enggak main-main ya. Dipakai dulu logikanya sebelum begitu," tegas Menteri Luhut.
Dana haji untuk infrastruktur
Amien Rais pernah mengingatkan Jokowi jangan menggunakan dana haji untuk pembangunan infrastruktur. Berdasarkan data yang dikantongi, Amien Rais menemukan adanya penggunaan dana haji untuk pembangunan infrastruktur di Tanah Air.
"Dana haji jangan diserobot untuk infrastruktur. Dana haji itu Rp 93 triliun oleh bung Jokowi dipakai untuk infrastruktur. Ini dana keumatan, ini dana keagamaan sehingga tolong dihentikan," ujar Amien Rais.
Presiden Jokowi, tak masalah dana haji digunakan untuk pembangunan infrastruktur atau pengembangan bisnis syariah. Asalkan, hasil pengelolaan itu nantinya memberi keuntungan bagi umat dan bangsa. "Ingat, (pengelolaan) harus memberikan keuntungan. Baik untuk umat Muslim, untuk yang memiliki dana, dan juga berfungsi untuk keumatan yang lain, untuk negara, saya kira lebih baik," Kata Jokowi.
Kata gebuk dipersoalkan
Presiden Jokowi pernah menginstruksikan kepada Polri dan TNI untuk 'menggebuk' pihak yang anti-konstitusi, anti-Pancasila. Amien Rais langsung mengkritik pernyataan Presiden Jokowi tersebut, dia mengingatkan presiden agar tak menebar ancaman.
"(Kata) Gebuk tidak boleh lagi keluar dari lisan seorang presiden apalagi memerintahkan Kapolri untuk tidak banyak pertimbangan. 'Gebuk saja, kalau ada kelompok yang anti konstitusi, anti NKRI yang memecah belah rakyat'. Wah amat mengagetkan," kata Amien Rais.
Jokowi sering kali menanggapi kritikan Amien Rais dengan santai, dia hanya menegaskan kritik sangat penting bagi pemerintah. Sebab, belum tentu semua yang dijalankan pemerintah merupakan hal benar. "Kalau ada salah, silakan sampaikan dengan kritik. Tolong dibedakan kritik dengan mencela, kritik dengan mencemooh, itu beda. Kritik dengan nyinyir itu beda lagi. Kritik dengan memfitnah apalagi, beda. Kritik dengan menjelekkan itu juga beda. Sekali lagi, kritik itu penting untuk memperbaiki kebijakan yang ada," ujar Jokowi.
Â