4 Sentilan Jokowi pada para politikus yang suka kompor dan bikin gaduh
Di beberapa kesempatan, Jokowi menyindir para politikus yang suka bikin gaduh atas kritikannya. Dia pun mengingatkan jika mengkritik itu harusnya tetap disampaikan dengan cara yang santun.
Presiden Jokowi kerap kali mendapat kritikan tajam mengenai kebijakan-kebijakannya. Kritikan itu datang dari berbagai pihak, tak terkecuali para politikus.
Di beberapa kesempatan, Jokowi menyindir para politikus yang suka bikin gaduh atas kritikannya. Dia pun mengingatkan jika mengkritik itu harusnya tetap disampaikan dengan cara yang santun. Berikut sentilan Jokowi pada para politikus.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
Sentil ada politikus kompor
Menjelang Pemilu Serentak 2019, Presiden Jokowi mengingatkan masyarakat supaya tidak terpengaruh dengan segala ucapan para politikus. Sebab di tahun politik ini, ada politikus yang suka memanaskan situasi bangsa.
"Sering kan kalau mendekati pilihan bupati, wali kota, gubernur, pilihan presiden, dikompori. Yang ngompori siapa? Ya para politikus," kata Jokowi saat pidato di Pondok Pesantren (Ponpes) An-Najah, Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (14/7) lalu.
Masyarakat diminta pintar saat memilih pemimpin, salah satunya dengan melihat rekam jejak calon pemimpin itu.
Ada politikus masih bawa isu lama
Memasuki tahun politik, Presiden Jokowi mengingatkan agar masyarakat tak mudah terpecah belah. Menurutnya, meski berbeda pilihan politik namun masyarakat harus tetap menjaga kerukunan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyentil jika masih ada politisi yang masih terus membawa-bawa isu yang sudah berlalu tiga hingga empat tahun lalu. "Masa sudah tiga tahun, empat tahun masih dibawa-bawa urusan pilpres, pemilihan gubernur, pemilihan bupati, wali kota. Itu yang pintar politikusnya, kita yang enggak bisa memberi tahu rakyat," ujarnya beberapa waktu lalu.
Kritik beda dengan nyinyir
Para politikus cukup gemar mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi. Berbagai kebijakan yang telah dijalankan Jokowi tak luput dari kritikan pedas politikus.
Presiden Jokowi mengatakan jika kritik sangat penting bagi pemerintah. Sebab, apa yang dijalankan pemerintah selama ini belum tentu benar. Akan tetapi Jokowi menegaskan kritik itu sifatnya beda dengan mencemooh, apalagi dengan sikap nyinyir.
"Tolong dibedakan kritik dengan mencela, kritik dengan mencemooh, itu beda. Kritik dengan nyinyir itu beda lagi. Kritik dengan memfitnah apalagi, beda," katanya, beberapa waktu lalu.
Jangan munculkan pesimisme dan nyinyir
Presiden Joko Widodo meminta sejumlah pihak untuk tidak terus mengumbar pesimisme dan sindiran kepada pemerintah. Saat ini pemerintah sudah mendapatkan kepercayaan besar, bahkan dari dunia internasional.
Oleh sebab itu momentum kepercayaan itu harus digunakan sebaik-baiknya. "Jangan yang dimunculkan pesimisme, nyinyir-nyinyir, kepercayaan sudah jelas dilihat dari survei, makanya yang harus kita munculkan sebuah optimisme negara ini ke depan akan lebih baik," katanya beberapa waktu lalu.
Â
(mdk/has)