4 Sentilan kubu Jokowi ke Demokrat setelah tegas dukung Prabowo
Alasan Demokrat mendukung Prabowo-Hatta karena visi misi Prabowo soal ekonomi dianggap sejalan dengan SBY.
Partai Demokrat akhirnya resmi menjatuhkan pilihannya mendukung Prabowo - Hatta . Padahal, Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menegaskan Demokrat netral di Pilpres 2014.
Salah satu alasan Demokrat akhirnya mendukung Prabowo - Hatta karena visi misi Prabowo soal ekonomi dianggap sejalan dengan SBY.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Bagaimana Demokrat akan membantu kemenangan Prabowo? Kita harap nanti kalau Partai Demokrat sudah menyatakan secara resmi, itu juga akan tentu memberikan masukan-masukan melalui kader-kader atau putra putri terbaik untuk dipersatu di tim pemenangan," kata Budi.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Apa yang dilakukan Prabowo saat menyapa ketua umum partai politik? Ketua umum partai politik pengusung Prabowo-Gibran terlihat hadir dalam acara tersebut. Saat Prabowo ingin menyapa para ketua umum yang hadir, dia pun berkelakar tengah mempersiapkan nama-nama yang hadir. Sebab, dirinya takut nama tersebut terlewat dapat menyebabkan koalisi tak terbentuk."Ini daftar tamunya panjang banget, jadi harus saya sebut satu-persatu. Kalau enggak disebut koalisi tak terbentuk," kata Prabowo, disambut tawa oleh para tamu yang hadir.
"Memutuskan dan menginstruksikan kepada seluruh pimpinan DPD PD, pimpinan DPC DPAC, kader, simpatisan termasuk organisasi sayap agar memberi dukungan penuh kepada Prabowo - Hatta ," kata Ketua Harian DPP Partai Demokrat , Syarief Hasan , di kantor DPP Partai Demokrat , Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (30/6).
"PD akan mendukung capres cawapres yang memiliki visi-misi yang segaris dengan PD," tambahnya.
Sikap Demokrat itu menuai reaksi dari kubu Jokowi - JK. Berikut empat sentilan kubu Jokowi - JK kepada Demokrat karena mendukung Prabowo - Hatta seperti dirangkum merdeka.com.
Surya Paloh: Kekuatan utama kita dukungan rakyat bukan parpol
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh angkat bicara soal bergabungnya Demokrat ke Prabowo-Hatta. Paloh mengaku legowo atas keputusan Partai Demokrat itu.
"Kami menghargai perbedaan itu, dan ketika mereka menetapkan pilihan untuk mendukung calon presiden Prabowo-Hatta, kami akan hargai itu," kata Surya di kantor DPP Nasdem, Jakarta, Senin (30/6).
Meski mengakui dukungan Demokrat ke Prabowo itu akan membawa pengaruh ke Jokowi-JK, Paloh menyindir Demokrat bahwa dukungan utama Jokowi-JK adalah rakyat bukan parpol.
"Pengaruh pasti ada, tapi jangan salah, kekuatan utama kita kan dukungan dari masyarakat dan rakyat itu sendiri, bukan dari institusi resmi partai-partai politik semata," tutur Surya.
Noriyu: Hidup terlalu singkat untuk berpura-pura
Meski Partai Demokrat telah resmi mendukung Prabowo-Hatta, sikap berbeda justru ditunjukkan oleh kader partai berlambang Mercy itu, Nova Riyanti Yusuf.
Perempuan yang akrab disapa Noriyu itu terang-terangan mendukung Jokowi-JK dalam Pilpres 9 Juli mendatang. Dukungan tersebut diungkapkannya lewat akun Twitter-nya, @saya_noriyu, Selasa (1/7).
Noriyu bahkan mengganti avatar akun Twitter-nya dengan 'template' avatar para pendukung Jokowi-JK. Avatar Noriyu adalah fotonya yang berpose dengan memakai topi di tepi danau. Di sebelah kanannya bertuliskan '2 I Stand On The Rigt Side'.
"Hidup terlalu singkat untuk berpura-pura," kata anggota DPR wanita yang masih lajang ini kepada salah satu followersnya.
"Ada saja yang pusing karena pilihan politik orang lain. Biarkan saja, dan berharap pilihanmu juga tidak digaduhi. Santai, bruh..!" kicau Noriyu.
JK: SBY kan yang mecat Prabowo, kenapa sekarang mendadak dukung?
Cawapres Jusuf Kalla menilai aneh dukungan yang diberikan Partai Demokrat kepada pasangan Prabowo-Hatta. Sebab menurutnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan salah satu orang yang merekomendasikan pemberhentian Prabowo Subianto dari ABRI melalui surat rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP).
"Kalau SBY beliau mendukung dilema berat bagi negeri ini. Beliau kan yang mecat Pak Prabowo, Kenapa sekarang tiba-tiba dukung?" kata Jusuf Kalla di KPU, Jakarta, Selasa (1/7).
Jusuf Kalla mengaku masih tak percaya atas dukungan yang diberikan Demokrat kepada Prabowo-Hatta. Terlebih dukungan itu tidak dilontarkan langsung oleh SBY.
"Ya kan itu kan teman-teman Demokrat, kalau yang dukung SBY langsung, saya percaya," kata JK.
Seperti diketahui, SBY merupakan salah satu anggota DKP pada 1998. Saat itu SBY masih berpangkat Letjen. Bersama sejumlah perwira tinggi ABRI lainnya, SBY waktu itu merekomendasikan pemberhentian Prabowo dari ABRI karena kasus penculikan.
Surat rekomendasi DKP itu kemudian beberapa waktu lalu ramai beredar di media sosial.
Hasto sindir Demokrat dengan iklan katakan tidak pada korupsi
Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto angkat bicara atas bergabungnya Partai Demokrat di barisan pendukung Prabowo-Hatta. Dia menyindir Demokrat dengan mengingatkan pada iklan Partai Demokrat yang menyebut 'katakan tidak pada korupsi'.
Menurut Hasto, publik masih ingat pada pilpres 2009, Partai Demokrat mengiklankan secara masif iklan tersebut. Iklan tersebut dibintangi langsung oleh para eliter Demokrat seperti Angeline Sondakh, Andi Mallarangeng, Ibas, dan Anas Urbaningrum.
"Namun, hampir semuanya bintang iklan justru menjadi pelaku korupsi," kata Hasto kepada wartawan, Selasa (1/7).
Iklan tersebut kemudian dijadikan Metro TV sebagai bahan dan kritikan pada Demokrat di acara 'Sentilan Sentilun'. Namun, rupanya kubu Demokrat gerah atas hal itu. Apalagi pemilik Metro TV yang juga Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh secara terang-terangan mendukung Jokowi-JK.
"Hal itulah yang mungkin menjadi alasan, mengapa akhirnya Demokrat mendukung Prabowo," terangnya.
Hasto menilai koalisi yang dibangun Prabowo-Hatta ibarat kapal besar yang di dalamnya terdapat banyak kader partai atau orang bermasalah. Seperti persoalan terkait Lumpur Lapindo, korupsi impor daging, korupsi pencetakan Alquran, korupsi Haji, penumpulan hukum untuk kecelakaan putra pejabat, dan juga persoalan terkait dengan pencurian patung-patung di museum.
"Kasus Century dan Hambalang pun kini melengkapi berlabuhnya kapal besar penuh masalah tersebut," sindirnya.
(mdk/dan)