5 Kekesalan dukun politik Golkar terhadap Ical
Prof Suhardiman menyarankan agar Ical lebih baik menjadi king maker bukan menjadi king.
Pendiri Soksi (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) Prof Suhardiman tak habis pikir Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tetap ingin mencalonkan diri sebagai presiden. Dia menyarankan agar Ical lebih baik menjadi king maker bukan menjadi king.
Suhardiman yang dikenal sebagai dukun politik masa Orde Baru itu memberikan sedikit penjelasan terkait sejarah presiden di Tanah Air.
"Begini ada ramalan panjang lebar tapi saya singkat bahwa yang bisa memajukan Indonesia itu ada 3, yang dua sudah benar, yang ketiga ini yang sekarang kita tunggu," jelas Suhardiman.
"Untuk yang pertama itu ada Satrio Kikunjoro yaitu Bung Karno, yang kedua Satrio Muksi Wibowo nah itu Pak Harto," tuturnya.
Untuk yang ketiga, lanjut Suhardiman, yang bisa memajukan Indonesia ada Satria Piningit. "Gambaran secara singkat Satrio Piningit itu orang yang kesambar, kesandung berarti dari lapisan bawah. Nah ini yang belum kelihatan," tandas mantan Purnawirawan TNI tersebut. Ical, dia sebut bukan Satria Piningit. Berikut ini, 5 kekesalan Suhardiman terhadap Ical yang ingin terus nyapres seperti dirangkum merdeka.com:
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Siapa yang diusung oleh Partai Golkar sebagai Cawapres? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Apa yang diminta oleh Partai Golkar kepada Bahlil? Partai Golkar meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tidak mengklaim sebagai kader partai yang dipimpin Ketua Umum Airlangga Hartarto.
-
Kapan Partai Golkar memutuskan mengusung Gibran? Keputusan diambil dalam Rapimnas Golkar pada Sabtu (21/10).
-
Apa yang dikatakan Syamsul Hidayat tentang status Bahlil Lahadalia di Golkar? "Bahlil bukan lagi kader Golkar. Dan dia juga sudah mengakui tidak lagi menjadi bagian dari Partai Golkar sejak 10 tahun lalu," tutur Syamsul dalam keterangan, Senin (24/7).
Hakul yakin tak terpilih
Pendiri Soksi, Suhardiman menilai Aburizal Bakrie alias Ical tidak akan menang dalam pertarungan Pemilihan Presiden 2014 mendatang. Sosok yang dikenal sebagai dukun politik Golkar pada masa Orde Baru itu menyarankan agar Ical mengurungkan niatnya mencalonkan diri sebagai Presiden ke-7 di Tanah Air.
"Ical jikalau menyangkut kepemimpinan itu lebih baik dia mengurungkan niatnya menjadi presiden," ucapnya.
Bahkan, jika Ical tetap memaksakan diri mencalonkan sebagai presiden nanti, Suhardiman dengan tegas mengatakan bahwa mertua artis Nia Ramadhani tersebut tidak akan terpilih.
"Saya hakul yakin (Ical) tidak akan terpilih," tegasnya.
Siap bertaruh miliaran Ical gagal
Pendiri Soksi, Suhardiman, yakin jika Ical tetap ngotot untuk nyapres maka tidak akan sukses.
Bahkan, dia berani bertaruh bila tetap ngotot maju, Ical akan tumbang dalam pilpres nanti. "Saya yakin dan berani bertaruh berapapun, jutaan atau miliaran, Ical pasti gagal," tegas dia lagi.
Dia menyarankan agar Golkar berkoalisi dengan PDIP, bukan Gerindra. Pasalnya, dia melihat peluang capres PDIP Jokowi cukup besar menang dalam pilpres.
Ical jangan mimpi
Pendiri Soksi Suhardiman mengatakan, Aburizal Bakrie jangan bermimpi bisa menjadi presiden. Menurutnya, berdasarkan sejarah, presiden Indonesia sebagian besar berasal dari Jawa.
"Berbicara mengenai Ical, jangan mimpi bisa menjadi orang pertama di Indonesia," ujar Suhardiman di kediamannya, Jumat (2/5).
Lebih lanjut, Suhardiman mengatakan, calon pemimpin Indonesia yang populer sekarang ini berasal dari Jawa. Calon presiden dari Jawa tersebut adalah Prabowo dan Jokowi.
Suhardiman menganalogikan pemimpin sekarang ini sebagai Satria Piningit seperti yang diramalkan Jayabaya. Bahwa Satria Piningit itu adalah pemimpin yang berasal dari bawah.
Hanya membesarkan dirinya
Prof Suhardiman menilai bahwa Ical merupakan seorang pemimpin yang hanya membesarkan dirinya sendiri.
"Seyogyanya pemimpin itu kan membesarkan apa yang dipimpinnya bukan membesarkan dirinya sendiri. Pak ical terlalu memikirkan dirinya sendiri. Seorang pemimpin itu harus bagaimana membesarkan yang dipimpin," tegas Suhardiman.
Suhardiman menjelaskan, seorang Ketua Umum harus mencari tantangan-tantangan yang baru. "Ical jikalau menyangkut kepemimpinan itu lebih baik dia mengurungkan niatnya menjadi presiden," ucapnya.
Buang energi saja
Pencalonan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical kini menuai polemik. Salah satu polemik yang menerpa Ical lantaran dirinya bukan berasal dari suku Jawa.
Pendiri Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Prof Suhardiman menuturkan hal tersebut dilihat dari sejarah yang terjadi di Tanah Air.
"Sejarah itu senantiasa berulang kali. Sebagian besar masyarakat Indonesia adalah terdiri dari suku Jawa. Jadi kapanpun Presidennya pasti Jawa," ucap Suhardiman saat jumpa pers di kediamannya bilangan Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (5/5).
Untuk itu, Suhardiman yang juga merupakan salah satu pendiri Partai Golkar menyarankan agar Ical mengurungkan niatnya ikut dalam bursa pencapresan tahun 2014 mendatang.
"Daripada buang energi, buang duit, buang tenaga dan seterusnya," jelasnya.