6 Alasan tokoh penting ini putar haluan saat Pilpres
Terlebih beberapa tokoh penting kedua kubu memilih berpindah haluan mendukung kubu lawan.
Pertarungan pasangan capres dan cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno semakin sengit. Terlebih beberapa tokoh penting kedua kubu memilih berpindah haluan mendukung kubu lawan.
Saling pindah dukungan menjelang pilpres seperti hal biasa dalam politik. Lalu apa alasan mereka?
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Bagaimana Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024? Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran unggul dengan suara sah sebanyak 96.214.691 dari total suara sah nasional, atau setara dengan 58,6%. Keduanya juga dilaporkan unggul di 36 Provinsi.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
Tak cukup hanya lima tahun
Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi rela mundur dari Partai Demokrat demi mendukung Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019. TGB mengungkapkan alasan mengapa dirinya mantap mendukung Jokowi pada Pilpres 2019. Dia menilai Jokowi merupakan tipe pekerja keras sehingga layak maju kembali sebagai capres di Pilpres mendatang.
"Suatu transformasi enggak cukup hanya lima tahun, ketika periodisasi maksimal 10 tahun. Saya rasa sangat fair kita beri kesempatan Beliau untuk kembali melanjutkan," ucap TGB.
Tidak ada kebohongan dan kemunafikan
Saat Pilpres 2014, Ali Mochtar Ngabalin adalah tim pemenangan Prabowo-Hatta. Dia salah satu tokoh yang sangat keras menyinggung kemenangan Jokowi-JK. Namun, saat pilpres 2019 Ngabalin balik mendukung Jokowi. Bahkan dia menjadi Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP).
Dia memberi alasan kenapa berbalik mendukung Jokowi. Dia tidak ingin Jokowi difitnah karena itu dia akan menjadi orang yang terdepan membela Jokowi bila diserang kubu oposisi. "Saya harus menyampaikan bahwa tidak ada kezaliman yang dilakukan pemerintah ini. Tidak ada kebohongan, tidak ada kemunafikan, tidak ada tipu menipu," tegasnya.
Alasan Yusril merapat ke Jokowi
Advokat kondang Yusril Ihza Mahendra ditunjuk menjadi kuasa hukum pasangan calon presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin. Padahal Pilpres 2014 Yusril menjadi kuasa hukum Prabowo. Sebelum memutuskan bergabung ke kubu Jokowi, Yusril pernah diajak bergabung ke tim pemenangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk bergabung dalam tim pemenangan Pilpres 2019.
Yusril akhirnya menolak bergabung dengan Prabowo-Sandi karena kecewa. Salah satunya alasannya, dia menilai ada kesan Prabowo-Sandi hanya ingin menguntungkan timnya sendiri, dan bukannya menganut sistem 'take and gift' atau timbal balik dalam koalisi. "Jadi kalau kami membantu Pak Prabowo-Pak Sandi apa yang sebaliknya bisa dibantu oleh Pak Prabowo dan Pak Sandi kepada kami. Tapi tidak ada jawaban," kata Yusril.
Sandi itu wajah politik baru
Mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursidan Baldan bergabung ke dalam struktur tim Badan Pemenangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Alasan Ferry bergabung karena melihat sosok Sandiaga sebagai wajah perpolitikan masa depan.
"Saya selalu menyebut Sandi itu wajah politik baru di Indonesia, wajah baru untuk politik masa depan, supaya anak anak muda bersiap gitu, simbolnya Sandi," katanya.
Masyarakat ingin perubahan warna
Mantan Menteri ESDM Sudirman Said memutuskan untuk bergabung ke Prabowo. Dia menjadi Kordinator Pemenangan Prabowo-Sandi Wilayah Jawa Tengah. Alasan Sudirman Said karena saat ini Indonesia, khususnya warga Jawa Tengah mengharapkan pemimpin baru.
"Banyak masyarakat yang menginginkan perubahan warna. Insyaallah 2019 kita akan mewujudkan perubahan warna politik di Jateng," tandas Sudirman.
Tak ada respons dari Jokowi
Kwik Kian Gie telah menjadi salah satu penasihat ekonomi pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Dia membeberkan alasannya bergabung dengan kubu Prabowo-Sandi. Politikus senior PDI Perjuangan ini mengaku hanya ingin membantu Prabowo dengan menyumbangkan ide dan pemikirannya di bidang ekonomi.
"Latar belakangnya adalah di tahun 2004 bahwa saya menulis buku kecil yang judul PLATFORM PRESIDEN. Siapapun yang terpilih menjadi presiden tolong perhatikan poin ini yang saya yakini perlu dilakukan. Tetapi tidak ada respons sama sekali, tidak ada perhatian sama sekali dari siapapun juga," katanya.
"Sekarang karena calon presiden ketika diskusi Pak Prabowo tanya bagaimana kalau jadi tim penasihat saya saja. Supaya bisa teratur berunding dengan yang lain," kata Kwik menirukan suara Prabowo kala itu. "Jelas saya sangat setuju," jawab Kwik Kian Gie.
(mdk/has)