Ahok: Aku mau SMS blast ke Teman Ahok, mau gak sumbang Rp 10 ribu
"Kalau Rp 10 ribu dikali satu juta kan Rp 10 miliar," kata Ahok.
Hingga saat ini, calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, belum menentukan sikapnya apakah akan maju lewat jalur partai atau perseorangan. Padahal, bulan depan proses pendaftaran pilgub untuk pasangan independen sudah mulai dilakukan dengan menyerahkan dukungan.
Ahok, sapaan Basuki, tampaknya sedang galau. Meski berkali-kali dia mengklaim siap maju tanpa didukung partai dengan modal kinerjanya selama lima tahun terakhir. Apalagi, 1 juta warga sudah menyerahkan KTP dukungan buat mantan bupati Belitung Timur itu.
Namun di sisi lain, Ahok menyebut langkahnya akan mudah bila maju dari partai yang pastinya sudah memiliki massa jelas. Artinya kemungkinan menang sangat terbuka lebar.
"Makanya Teman Ahok mesti duduk sama Teman Partai, karena kita harus saling menghormati, menghargai masing-masing. Yaudah kamu berembuk dulu deh, saya mah oke-oke saja," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (21/7).
Sejauh ini dia yakin Teman Ahok tak akan memanfaatkan dukungan warga. Justru, kata dia, bukan tidak mungkin dirinya lah yang memanfaatkan dukungan itu untuk meminta bantuan dana Pilgub DKI.
"Paling aku yang manfaatkan. Aku mau kirim SMS blast kepada semua Teman Ahok kira-kira satu orang mau enggak nyumbang Rp 10 ribu. Kalau Rp 10 ribu dikali satu juta kan Rp 10 miliar. Kalau dia mau nyumbang Rp 50 ribu ya jadi Rp 50 miliar," jelasnya.
Rencananya pengiriman SMS itu akan dibicarakannya dengan Teman Ahok dalam acara halal bihalal yang dilakukan pekan depan.
Dalam kesempatan yang sama, Ahok tak merasa resah dengan rapat yang yang digelar PDIP hari ini untuk membahas cagub dan cawagub DKI. Menurutnya, PDIP memang selama ini telah menjalani sejumlah tahapan mulai dari penjaringan.
"Kan PDIP ada proses ya. PDIP bilang, dia tidak mau buru-buru karena dia punya mekanisme tersendiri. Apalagi mereka jumlah kursinya cukup. Tapi yang dijamin dari Bu Megawati, beliau pasti akan mendukung orang yang diinginin oleh rakyat Jakarta. Itu prinsip dari Bu Megawati. Malah Bu Megawati ingin Jakarta ini enggak bagus, malu kan ibu kota. Itu yang beliau jamin," dalihnya.
Disadarinya saat ini PDIP memang tak satu suatu mendukung Ahok. Suara penolakan datang dari DPD. Meski demikian, dia yakin semua keputusan ada di tangan Mega sebagai ketua umum.
"Mereka enggak ngerti. PDIP-kan dari dulu kalau kongres hampir semua kongres buat keputusan memberikan hak prerogatif kepada Bu Mega. Menentukan pengurus sampai menentukan untuk calon gubernur," pungkasnya.
Baca juga:
Sandiaga sebut petugas PPSU ingin adanya peningkatan kesejahteraan
Djarot soal Pilgub DKI: PDIP bukan partai penakut!
Golkar bujuk Ahok pilih jalur parpol, ini kata NasDem
Hal-hal yang bikin Ahok dan PDIP mentok di Pilgub DKI
Beda sikap politisi PDIP saat Ahok masih ngarep dipinang
Adhyaksa Dault sindir gaya Ahok dan bandingkan dengan Erdogan
Lulung masih punya mimpi jadi Gubernur DKI
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.