Ahok: Ridwan Kamil bisa kalahkan saya di Pilgub DKI
Meski demikian, Ahok mengaku tetap berhubungan baik dengan Emil.
Survei CSIS menyebut warga DKI lebih menyukai sosok Wali Kota Ridwan Kamil sebagai Gubernur DKI Jakarta periode mendatang. Menanggapi hasil survei itu, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, menilai memang bukan tidak mungkin hasil survei itu benar adanya.
Pria yang akrab disapa Basuki ini mengatakan, biasanya kepala daerah yang terbilang sukses di daerahnya berpotensi meraih sukses pula di daerah lain. Semisal katanya, Presiden Joko Widodo dari Solo menuju Jakarta.
"Enggak lah, dia (Ridwan Kamil) bisa saja ngalahin saya. bisa saja," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (26/1).
Dia menyebut bahwa pemilihan kepala daerah di Jakarta sangat berbeda dengan daerah lain. Karena persaingan sangat ketat, maka seseorang yang berniat menjadi DKI 1 harus mengumpulkan minimal 50 persen plus satu suara.
"Enggak lah, Jakarta beda dengan daerah lain, kalau daerah lain kamu sudah paling tinggi, kamu menang. Kalau Jakarta kan harus 50 persen plus satu," jelas mantan politisi Gerindra ini.
Disinggung soal foto yang diunggah Ridwan Kamil (Kang emil) di akun instagramnya beberapa waktu lalu, Ahok mengaku tidak ada isyarat apapun dalam foto tersebut kaitannya dengan isu Pilgub DKI. Pengakuan Ahok, dia memang akrab dengan beberapa kepala daerah termasuk Kang Emil.
"Kita mah akrab-akrab saja, sama semua orang juga akrab he-he. nanti aku foto-foto sama artis deh he-he, kamu gosipnya sama wakil lagi," pungkas orang nomor satu DKI ini.
Seperti diketahui, Pengamat Politik dari Centre for Strategic of International Studies (CSIS), Arya Fernandes mengklaim bahwa kinerja Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang sudah menginjak setahun dinilai sudah membuat puas masyarakat DKI Jakarta. Hal itu berdasarkan survei yang dia lakukan.
"Evaluasi publik tingkat kepuasan publik mayoritas mengaku puas dengan kinerja Pemerintahan DKI Jakarta yaitu 67 persen mengaku puas, 29 persen mengaku tidak puas," katanya diacara diskusi Survei Pra-pilkada DKI Jakarta, 'Calon Independen vis-a-vis Calon Partai' di Kantor CSIS, Jakarta Barat, Senin (25/1) kemarin.
Hasil tersebut diambil dari 400 orang responden terdiri dari 5 kota di DKI Jakarta. Pengumpulan data dilakukan pada 5-10 Januari 2016 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Menggunakan 400 orang sample, margin of error survei sebesar kurang dari 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga:
Ahok janji deklarasi maju di Pilgub jika KTP dukungan capai 1 juta
Pamor Ahok terpojok dikepung pesaing
Kriteria calon pendamping Ahok di Pilgub DKI
Teman Ahok: Pak Ahok semangat sekali dari jalur independen
Seperti memilih istri, Ahok mau cari cawagub tak rewel tapi kerja
CSIS nilai lawan tak bisa tandingi Ahok bila telat deklarasi
Syarat KTP terpenuhi, Teman Ahok ditantang Ahok kumpulkan 1 juta KTP
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Siapa yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.