Airlangga Dinilai Berhasil Pimpin Golkar usai Raih Urutan 2 Besar Pemilu
Airlangga bersama kepengurusannya dinilai berhasil mempertahankan Golkar di posisi papan atas dan kedua terbesar di Pemilu 2019. Itu adalah prestasi ditengah berbagai badai yang dialami Golkar dalam lima tahun terakhir.
Politisi senior Partai Golkar Ginandjar Kartasasmita menilai Airlangga Hartanto berhasil memimpin partai berlambang beringin tersebut. Menurut dia, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) di bawah pimpinan Airlangga mampu menjagar perolehan suara di Pemilu 2019.
"Memang dari penghitungan sementara kursi Golkar di DPR turun sedikit dibanding tahun 2014, tapi jika dilihat presentase jumlah pemilih tidak terlalu jauh dari tahun 2014," kata Ginandjar di Jakarta, Sabtu (18/5).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Kapan Airlangga menyampaikan klaim dukungan Partai Golkar untuk Prabowo-Gibran? Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara buka puasa bersama jajaran Partai Golkar dengan Prabowo-Gibran, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (29/3).
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
Dia melihat Airlangga bersama kepengurusannya berhasil mempertahankan Golkar di posisi papan atas dan kedua terbesar di Pemilu 2019. Itu adalah prestasi ditengah berbagai badai yang dialami Golkar dalam lima tahun terakhir.
"Kalau kita lihat kembali hampir semua survei oleh lembaga-lembaga survei yang ternama dan kredibel menyatakan bahwa suara untuk Golkar akan turun besar sampai satu digit, bahkan ada yang menyebut sampai dikisaran 6-9%. Dan hampir semua survei memprediksi Golkar akan menempati urutan ketiga bahkan ada yang menyatakan bisa turun ke urutan lebih bawah lagi. Banyak pengamat menyatakan Golkar tidak akan ada di papan atas lagi tetapi akan menjadi partai menengah.
Dia mengatakan, capaian Pemilu 2019 bagi Golkar menunjukkan prestasi yang patut dihargai. Apalagi DPP Golkar hanya punya waktu 15 bulan untuk persiapan menghadapi pemilu.
"Betul sekali, seperti saya katakan di atas kondisi Golkar yang diwarisinya ada pada titik nadir. Hasil Pileg Golkar saya nilai sebagai prestasi yang patut diapresiasi. Menurut saya Airlangga adalah kader yang tepat untuk memimpin Golkar ke depan, mengonsolidasikan dan melanjutkan perjuangan yang telah dilakukan untuk menyelamatkan partai," tukasnya.
Diketahui, Posisi urutan partai politik dalam Sistem Informasi Penghitungan Suara Komisi Pemilihan Umum (Situng KPU RI) yang diunggah hingga Jumat pukul 11.00 WIB, masih stabil.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI) menempati posisi teratas dengan raihan 20,18 persen suara, disusul Partai Golkar 13 persen dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 11,64 persen. Kemudian diikuti oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 9,61 persen, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) 9,53 persen, Partai Demokrat 7,75 persen.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 7,29 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 6,93 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 4,24 persen. Sementara tujuh partai lainnya untuk sementara berada di bawah syarat ambang batas.
Ketujuh partai tersebut adalah Partai Perindo 2,67 persen, Partai Berkarya 2,16 persen, PSI 1,7 persen, Partai Hanura 1,69 persen, PBB 0,79 persen, Partai Garuda 0,54 persen dan PKPI 0,28 persen.
Sementara itu, data yang ditampilkan di Situng bukan merupakan hasil resmi penghitungan perolehan suara. Penetapan hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara dilakukan secara berjenjang sesuai tingkatannya dalam rapat pleno terbuka.
Data yang ditampilkan pada Situng KPU adalah data yang disalin apa adanya/sesuai dengan angka yang tertulis pada Salinan Formulir C1 yang diterima KPU Kabupaten/Kota dari KPPS.
Apabila terdapat kekeliruan pengisian data pada Formulir C1, dapat dilakukan perbaikan pada rapat pleno terbuka rekapitulasi di tingkat kecamatan.
Apabila terdapat perbedaan data antara entri di Situng dan Salinan Formulir C1, akan dilakukan koreksi sesuai data yang tertulis di Salinan Formulir C1.
Baca juga:
Pemerintah Dorong Generasi Milenial Tingkatkan Literasi Digital, ini Alasannya
TKN Baru Bahas Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin usai Pengumuman KPU
Kemenperin Proyeksi Investasi Industri Elektronika 2019 Rp1,3 T, Serap 1.260 Pekerja
Strategi Kemenperin Tingkatkan Kualitas Tenaga Kerja Indonesia
Partai Koalisi Jokowi Bahas Peluang Partai Demokrat Merapat
Ical Harap Tak Ada Kegaduhan Usai Pengumuman Pilpres 2019
Pemerintah Catat Permintaan Lahan Industri Manufaktur Terus Meningkat Sejak Awal 2019