Akom mendadak mundur lawan Setnov, takut digusur dari Ketua DPR
Langkah yang diambil Akom untuk tidak melanjutkan putaran kedua dianggap sudah tepat
Pemilihan calon ketua umum Partai Golkar akhirnya mengantar Setya Novanto sebagai nakhoda baru di partai berlambang beringin itu. Setnov menjadi ketua umum setelah pesaing dekatnya, Ade Komarudin memutuskan tak maju pada pemilihan putaran kedua.
Dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5) dini hari, Setnov mendapat 277 suara. Sedangkan Akom di posisi kedua dengan 173 suara. Posisi tersebut sebenarnya masih memungkinkan pemilihan untuk dilanjutkan ke putaran kedua.
Namun, Akom memilih untuk tidak melanjutkan pemilihan ke putaran kedua. Ketua DPR itu memilih legowo dengan hasil pemilihan demi kepentingan Golkar.
Pengamat Politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing menilai, langkah yang diambil Akom sudah tepat. Karena dia harus menjaga posisi yang saat ini tengah diembannya sebagai Ketua DPR RI.
Sebab bukan tidak mungkin posisi tersebut akan dialihkan kepada orang lain jika ngotot melanjutkan putaran kedua dan pada akhirnya harus kalah.
"Saya jelaskan kalkulasi politik dan kekuasan akan digunakan untuk perjuangan politik. Tidak maju putaran kedua akan lebih aman bagi dia (Akom) dengan perjuangan politiknya dia sebagai Ketua DPR. Saya kira bisa diterima akal sehat pertimbangan Akom untuk tidak masuk putaran kedua," katanya saat dihubungi merdeka.com, Selasa (17/5).
Selain itu, keputusan Akom untuk mengurungkan niat menjadi ketua umum membuat kondisi partai berlambang beringin ini akan lebih kondusif. Sebab bukan tidak mungkin perseteruan seperti Abu Rizal Bakrie dengan Agung Laksono akan terulang. Mengingat keduanya, Akom dan Setnov memiliki basis masa yang kuat.
"Keputusan Akom bisa membuat perdekatan nanti ke depannya semakin baik, karena antara faksi Akom dan Setnov tidak akan berkubu. Sehingga keputusan Akom (mundur dari pencalonan) sangat strategis. Karena politik bicara kekuasaan. Intinya politik itu kekuasaan. Bagaimana memperoleh, mempertahankan dan memperluas kekuasaan," terangnya.
Secara terpisah, pengamat politik Yunarto Wijaya berpendapat, justru langkah politik Akom telah menjadi catatan penting bagi partai berlambang beringin itu. Sikap politik yang diambil Akom untuk tidak melanjutkan pemilihan ke putaran kedua adalah keputusan yang tepat.
"Bagi saya star-nya (bintang Munaslub Golkar, red) adalah Akom. Dia berhasil belajar dari pengalaman itu dan memutuskan untuk mundur, bukan Novanto," katanya.
Direktur eksekutif Charta Politika itu menjelaskan, sebenarnya banyak pemilik suara di Munaslub yang ingin merapat ke Akom jika pemilihan berlanjut ke putaran dua. Namun, Yunarto menegaskan, Akom justru tak mau head to head dengan Setnov di putaran kedua.
Yunarto melihat sikap kompromis Akom itu justru penting bagi Golkar. Sebab, langkah itu justru mencegah Golkar dari pertarungan yang lebih keras yang biasanya muncul partai sempalan akibat kekecewaan karena kalah dalam pemilihan ketua umum. Hal itu terbukti dengan terbentuknya Gerindra, Hanura, dan Nasdem paska Munaslub Golkar di 2004 dan 2009.
"Harus diakui ini sisi negarawan Akom yang belajar dari 2009, ketika head to head memunculkan parpol baru dan terbukti menurunkan suara Golkar," ulasnya.
Yunarto juga mengatakan, hal yang perlu segera dilakukan Golkar di bawah komando Setnov adalah mempercepat rekonsiliasi setelah setahun lebih terbelit konflik internal. Menurutnya, semangat rekonsiliasi di Munaslub harus tetap dipertahankan.
"Pasca pertarungan luar biasa selama setahun lebih, berakhir klimaks ketika Akom mundur dan merelakan ambisinya. Minimal munas kali ini lebih steril dan jauh dari risiko perpecahan partai," tegasnya.
Baca juga:
Golkar masuk 'perangkap politik' di bawah kepemimpinan Setya Novanto
JK kalah dari Luhut soal ketum Golkar
Akom tak hadir penutupan Munaslub, ini kata panitia penyelenggara
Ini pesan pemerintah buat Partai Golkar pimpinan Setya Novanto
Idrus Marham jadi sekjen Golkar, Nurdin Halid ketua harian
Mendagri apresiasi sikap politik Golkar dukung pemerintah Jokowi-JK
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Mengapa para ketua dewan Golkar menolak munaslub? Ketiga Dewan Partai Golkar menyatakan menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Mereka solid mendukung Airlangga, yakni Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pakar.
-
Apa alasan utama yang diutarakan oleh Hetifah Sjaifudian terkait penolakan Munaslub Partai Golkar? "Saya berpandangan, Munaslub hanyalah jalan akhir ketika terdapat musibah, kondisi darurat atau force major sehingga ada unsur di puncak partai yang tidak berjalan. Saya kira semua paham, Golkar hari ini masih tetap menghiasi landscape politik Indonesia," jelasnya.
-
Siapa yang mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
-
Siapa yang menyesali kericuhan di diskusi Generasi Muda Partai Golkar? Ketua Umum PP Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Ilham Permana menyesali atas insiden kericuhan saat diskusi yang mengatasnamakan Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) ladi Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Rabu (26/7/2023).