Akrab dan Berangkulan dengan Airlangga di IKN, Bahlil: Masuk Itu Barang
Momen itu terjadi saat para menteri Kabinet Indonesia Maju sedang sarapan sebelum mengikutinya sidang kabinet paripurna.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia tampak akrab sebelum menghadiri sidang kabinet paripurna yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Senin.
Momen itu terjadi saat para menteri Kabinet Indonesia Maju sedang sarapan sebelum mengikutinya sidang kabinet paripurna.
- Tiga Tokoh Penting Tolak Masuk di Kabinet Prabowo, Nomor 3 dari Jenderal Kapassus, Ini Alasannya
- Potret Budi Karya Saat Rangkul Pak Bas di IKN, 'Mesra' Banget!
- Airlangga Soal Jatah 5 Menteri di Kabinet Prabowo: Ditunggu Saja, yang Penting Aman
- Momen SBY, Airlangga, Zulhas hingga Bahlil Ramaikan Kampanye Akbar Prabowo-Gibran di GBK
Airlangga Hartarto baru saja mengumumkan telah mengundurkan diri dari posisi Ketua Umum Partai Golkar, sementara Bahlil digadang-gadang akan maju menjadi calon Ketua Umum Partai Golkar.
Keduanya menunjukkan gestur keakraban dengan merangkul satu sama lain dan mengacungkan jari jempol saat diajak berfoto bersama.
Usai berfoto bersama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengajak Airlangga untuk mengobrol bergabung dengan para menteri Kabinet Indonesia Maju lainnya.
"Pak Airlangga, ngobrol Pak Airlangga. Soalnya kalau ada Pak Airlangga kita difoto wartawan," kata Sri Mulyani.
Lantas, Airlangga juga meminta Bahlil menarik kursi untuk bergabung bersama.
"Kursinya tarik Pak Bahlil. Kursinya Pak Kapolri saja diambil sama Pak Bahlil," ujar Airlangga yang disambut tawa para menteri.
"Masuk barang itu," jawab Bahlil yang juga ikut tertawa atas candaan Airlangga tersebut.
Sri Mulyani pun kembali melontarkan candaan ke Bahlil. "Tadi malam dia bilang 'suara saya saja diambil', kata Sri Mulyani.
"Masuk barang itu," kata Bahlil lagi.
Airlangga Hartarto, yang terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar pada tahun 2019 untuk masa jabatan sampai akhir 2024 memilih mundur lebih awal karena dua alasan, yaitu ingin menjaga keutuhan Partai Golkar dan menjaga suasana tetap stabil dan kondusif selama masa transisi pemerintahan Presiden RI Joko Widodo ke pemerintahan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2024.
Hingga kini, Airlangga belum menjelaskan lebih lanjut alasan menjaga keutuhan partai itu.