Amien Rais bela Prabowo, 3 Politisi PAN ini membelot
"20 tahun saya sudah mengenal Prabowo, saya percaya bahwa dia dapat menghalau tekanan dari asing," ucap Amien.
Pendiri Partai Amanat Nasional Amien Rais sering mengeluarkan puja puji untuk capres Prabowo Subianto . Amien menyebut program utama yang akan diusung oleh pasangan Prabowo - Hatta Rajasa adalah untuk menghalau tekanan dari asing baik dari segi perekonomian maupun bidang lainnya.
"20 tahun saya sudah mengenal Prabowo, saya percaya bahwa dia dapat menghalau tekanan dari asing," ucap Amien.
Amien Rais juga pernah menyebut raut wajah Prabowo Subianto sekilas mirip dengan Presiden Indonesia pertama Soekarno . Jika mendapat restu Amien yakin Prabowo bisa lebih menyejahterakan rakyat.
Namun demikian, sikap Amien tidak diikuti oleh semua politisi PAN. Ada pula yang membelot mendukung Jokowi - JK , berikut di antaranya dirangkum merdeka.com:
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi saat bertemu? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan. "Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
Abdillah Toha
Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Abdillah Toha mengakui banyak tokoh dan pemilih partainya yang kecewa dengan keputusan politik Ketua Umum Hatta Rajasa yang maju bersama dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2014. Sebab, sejak awal PAN didirikan sebagai partai inklusif yang tidak punya kaitan dengan masa lalu.
"Namun sekarang mendukung Prabowo yang asalnya dari Orde Baru. Tentu ini banyak yang kecewa karena PAN sebagai partai reformasi justru mendukung dan bekerja sama dengan figur yang punya kaitan erat dengan Orde Baru," kata Abdillah Toha, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (1/6).
Karena kekecewaan itu, kata Abdillah, wajar jika beberapa tokoh yang punya irisan dengan kultur politik PAN justru mengarahkan dukungannya ke Joko Widodo (Jokowi). Bagi Abdillah, pilihan ke Jokowi adalah berdasar pertimbangan sederhana, mengingat kebutuhan pemimpin haruslah dikaitkan dengan figur baik, jujur, dan jelas pengabdiannya.
"Sederhana saja. Saya lebih percaya Jokowi, orang baik, tidak ada beban masa lalu, sudah terbukti jujur, dan bersih. Sementara lawannya kan masih kontroversial," ujarnya.
"Indonesia perlu dipimpin orang yang bersih. Lihat saja pemerintah sekarang, yang tidak ada keseriusan dalam pemberantasan korupsi," kata Abdillah.
Laode Ida
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) La Ode Ida menegaskan penerapan politik elitis yang digunakan Prabowo-Hatta tak berlaku menghadapi Jokowi yang merakyat. Maka bukan tak mungkin, rakyat bakal menjauhi politik 'kaum atas' yang digunakan Prabowo-Hatta.
"Bukan mustahil sejarah akan kembali terulang dan politik elitis akan dijauhi rakyat. Kita lihat saja," ujar Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI ini dalam pernyataan rilis yang diterima wartawan, Selasa (27/5).
La Ode menyatakan sekelompok elite bekerja sama untuk menyerang bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi). Nama Jokowi berusaha dijatuhkan menjelang pemilu presiden (Pilpres) 2014.
La Ode menambahkan, situasi serupa pernah dialami Jokowi saat pemilu gubernur DKI Jakarta dua tahun lalu. Ketika Jokowi yang maju sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta diserang beramai-ramai oleh kelompok elite.
"Politik keroyok terhadap Jokowi agaknya akan kembali terulang seperti saatnya terjadi pada Pilgub DKI Jakarta," kata La Ode.
Namun aksi pengeroyokan terhadap Jokowi kali ini dilakukan pada saat tingkat keterpilihannya jauh lebih tinggi dari lawannya, Prabowo Subianto.
"Saat cagub DKI, survei Jokowi jauh lebih rendah ketimbang Foke (Fauzi Bowo), sang petahana. Tapi kali ini survei Jokowi masih jauh di atas ketimbang Sang Contender dan tak ada petahana, meski pun ada semangat pihak Susilo Bambang Yudhoyono ke Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa," kata La Ode.
Wanda Hamidah
Politisi cantik PAN Wanda Hamidah mengaku terang-terangan mendukung Jokowi. Meski parpol tempat ia bernaung mendukung pasangan Prabowo - Hatta, Wanda tegas mendukung Jokowi - JK.
Menurut Wanda, ia lebih condong untuk melihat aksi nyata seseorang. Meski jabatan Jokowi di Jakarta belum habis, tapi ia sudah melakukan banyak hal.
"Saya saksikan, era Fauzi Bowo dan dia (Jokowi) sangat beda. Misalnya membersihkan Tanah Abang. Membersihkan Tanah Abang bukan hal sepele, karena banyak orang berkepentingan di sana. Jadi, konsep Jokowi tetap jelas," tegasnya.
Atas sikap Wanda ini, Ketua DPP PAN Tjatur Sapto Edy tak khawatir. Dia mengaku sudah menyedekahkan Wanda ke pasangan Jokowi - JK.
"Kita sedekahkan Wanda. Kita hilang satu tapi bisa dapat 700 orang yang baru. Kita dapat banyak yang lebih baik dari Wanda," kata Tjatur di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (23/5).