Analisis Politikus Senior Golkar: Prabowo dan Megawati Belum Bertemu Karena Strategi Politik
Prabowo Subianto belum bertemu Megawati Soekarnoputri karena masing-masing harus merawat kebatinan kader partai di akar rumput.
Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto belum bertemu Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri karena masing-masing harus merawat kebatinan kader partai di akar rumput.
- Soal Rencana Pertemuan dengan Prabowo, Megawati Tersenyum
- Prabowo Soal Pihak Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu, Pengamat: Itu Pesan Politik ke PDIP
- Saling Berlomba Untuk Bertemu Megawati, Kunci Strategis Pasca-Pilpres!
- TOP: Tegas Prabowo Singgung Pemimpin Tidak Waspada | KPU Respons Tiba-Tiba Suara PSI Naik
Analisis Politikus Senior Golkar: Prabowo dan Megawati Belum Bertemu Karena Strategi Politik
Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar, Idrus Marham melihat ada beberapa pertimbangan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri belum bertemu.
"Mereka belum ketemu bukan persoalan perbedaan ideologi, bukan perbedaan konsep, tetapi masalah strategi," kata Idrus saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (12/4).
Idrus menduga jika saat ini memang belum momentum yang tepat untuk digelarnya pertemuan. Kedua tokoh diyakini memiliki pertimbangan politik yang harus sudah diselesaikan sebelum pertemuan.
Salah satu diantaranya, adalah mereka harus tetap melakukan komunikasi politik secara intensif dengan para pendukungnya. Baik Prabowo maupun Megawati tentu harus merawat suasana kebatinan pendukungnya tersebut.
"Sebab kalau tidak merawat suasana kebatinan, secara serta merta pendukung-pendukungnya itu pasti memvonis bahwa pimpinan ini dari partai ini tidak boleh dipercaya karena mengkhianati aspirasi kami. Nah ini kan perlu dirawat," jelasnya.
Analisis Idrus, komunikasi Prabowo maupun Megawati dengan masing-masing mitra partai politik di koalisinya belum tuntas. Jika komunikasi politik denga parpol koalisi belum rampung, bisa menimbulkan masalah baru.
Idrus menjelaskan, komunikasi politik tersebut penting dilakukan lantaran berkaitan peran-peran politik ke depan dari masing-masing partai politik pendukung.
"Kalau gabung misalkan seperti apa, Harmonisasinya seperti apa dan lain sebagainya. Polanya seperti apa, nah ini semua pertimbangan-pertimbangan politik praktis yang belum tuntas sehingga momentumnya belum ada," jelasnya.
Pertimbangan selanjutnya, tentunya berkaitan dengan tahapan hukum yang sedang berjalan. Sebab, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2024 baru dibacakan pada 22 April mendatang.
2024.
”Karena kalau bicara strategi politik itu bukan bicara salah benar tapi bicara efektif atau tidak efektif," tutut Idrus.
Meski banyak pertimbangan, mantan Sekjen Partai Golkar ini meyakini Prabowo akan bertemu dengan Megawati.