Saling Berlomba Untuk Bertemu Megawati, Kunci Strategis Pasca-Pilpres!
Sejumlah tokoh politik berlomba-lomba ingin bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Berbagai cara dilakukan kubu Prabowo untuk mendekati Megawati dan PDIP usai Pilpres 2024.
Saling Berlomba Untuk Bertemu Megawati, Kunci Strategis Pasca Pilpres!
Sejumlah tokoh politik berlomba-lomba ingin bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Mereka adalah Presiden Joko Widodo, Calon Presiden Prabowo Subianto hingga Ketua TKN Prabowo-Gibran Rosan Roeslani.
Berbagai cara dilakukan kubu Prabowo untuk mendekati Partai banteng usai Pilpres 2024. Diawali dari Rosan Roeslani menemui orang dekat Megawati, Puan Maharani dalam acara buka puasa bersama pada (1/4) lalu. Pertemuan itu disebut-disebut untuk menjembatani pertemuan Prabowo dan Megawati.
Berikutnya, Rosan juga menyambangi Megawati dua kali pada momen hari Raya Idulfitri. Pertama, Rosan mengunjungi Megawati yang menggelar open house terbatas di rumahnya, Jalan Teuku Umar, Rabu (10/4). Namun, Rosan hanya 5 menit menyambangi rumah Megawati
Rosan kembali datang ke rumah Megawati pada pukul 15.04 WIB. Rosan keluar pukul 16.38 WIB menaiki mobil sedan Lexus warna hitam. Pertemuan itu menghabiskan waktu selama 1,5 jam.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, kedatangan Rosan ke kediaman Ketua PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri murni untuk silaturahmi dalam rangka Idulfitri.
"Tidak ada. Jadi, ini murni silaturahim dalam rangka Idul Fitri, saling maaf-memaafkan, dan tidak ada yang terkait dengan politik kekuasaan," ujar Hasto.
Gerindra mengakui sedang berupaya untuk membangun komunikasi dengan Megawati. Salah satunya melalui Puan Maharani.Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Habiburokhman menyebut, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad memiliki kedekatan personal yang baik dengan Puan.
“Kalau ketemu Mbak Puan, namanya Bang Dasco ya istilahnya kalau mau disebut-sebut second line setelah paslon, di sana ada Mbak Puan, di sini ada Pak Dasco. Pak Dasco dan Mbak Puan itu komunikasi bagus banget,” tutur Habiburokhman.
PDIP Merespons
Menanggapi wacana pertemuan Prabowo-Megawati, Ketua Umum DPP PDIP Ahmad Basarah menyampaikan pertemuan dua tokoh itu kemungkinan terjadi setelah keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas perkara perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) atau sengketa Pilpres 2024.
“Saya kira mari kita tunggu momentum silaturahmi yang bersifat politik kenegaraan itu setelah PHPU di Mahkamah Konstitusi selesai,” kata Basarah.
Keputusan untuk menunggu hasil MK, kata Basarah, sesuai garis politik Megawati yang menginginkan proses pertemuan ketatanegaraan terjadi setelah pemilu selesai.
Selain Prabowo, Jokowi disebut-disebut sedang mencari waktu untuk bertemu Megawati. Hal ini karena kepala negara itu terlihat absen bersilaturahmi ke Teuku Umar saat lebaran.
Hubungan Jokowi dan Megawati mulai memanas saat mantan Gubernur DKI Jakarta itu merestui anaknya Gibran Rakabuming Raka maju sebagai Cawapres Prabowo.
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengungkapkan, pertemuan antara Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri disebut menunggu waktu yang tepat.
"Terkait silaturahmi (Presiden Jokowi) dengan Ibu Megawati, sedang dicarikan waktu yang tepat. Lagi pula ini masih bulan Syawal. Bulan Syawal adalah bulan yang paling tepat untuk mempererat silaturahmi," kata Ari.
Rencana Jokowi menemui Megawati itu mendapatkan reaksi keras dari kader-kader PDIP. Hasto mensyaratkan agar Jokowi bertemu dengan anak ranting PDIP dulu sebelum menemui Megawati.
"Banyak anak ranting justru mengatakan sebentar dulu, biar bertemu dengan anak ranting dulu, karena mereka juga jadi benteng bagi Ibu Megawati Soekarnoputri," tegas Hasto.
Analisis Pengamat
Pengamat Politik Ujang Komarudin menilai wajar bila tokoh seperti Jokowi dan Prabowo berlomba-lomba ingin menemui Megawati.
Sebab, Megawati merupakan tokoh berpengaruh dan PDIP merupakan partai pemenang Pemilu 2024. Untuk itu, baik Jokowi dan Prabowo butuh Megawati untuk kepentingan masing-masing
Dia menduga, bagi Prabowo, pertemuan itu untuk merangkul PDIP bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran lima tahun ke depan.
"Tetapi seandainya Megawati tidak mau yaitu pilihan, jadi Prabowo politik merangkul untuk mengajak Megawati sama sama katakanlah membangun pemerintahan," jelas Ujang.
merdeka.com
Sementara bagi Jokowi, kata Ujang, kepentingan kepala negara itu adalah untuk memperbaiki hubungan yang renggang dengan Megawati dan PDIP jelang purnatugas sebagai Presiden. Menurut dia, Jokowi ingin mengakhiri masa jabatan dengan tenang tanpa gejolak politik."Kalau Jokowi kepentingannya ingin mengakrabkan kembali, ingin mencairkan situasi yang beku ingin katakanlah mencairkan sesuatu yang hari ini hubungannya tidak baik. Jadi ingin memperbaiki hubungan yang hari ini sudah renggang, sudah cerai, sudah anti klimaks yang tidak bagus antara Jokowi dan Megawati," ujar Ujang.