Anies Pernah Janji Tak jadi Capres Bila Prabowo Maju, NasDem: Konteksnya Pilkada DKI
Anies Baswedan pernah menyatakan tidak ingin maju menjadi Capres bila Prabowo Subianto juga ikut Pilpres 2024.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pernah menyatakan tidak ingin maju menjadi Capres bila Prabowo Subianto juga ikut Pilpres 2024. Pernyataan itu pernah dilontarkan Anies ketika menjelang Pilpres 2019.
Kini, Anies berpeluang berhadapan dengan ketua umum Gerindra itu di Pilpres 2024. Anies dideklarasikan sebagai calon presiden 2024 oleh NasDem. Sementara Prabowo telah dideklarasikan oleh Gerindra.
-
Siapa yang disebut-sebut akan menjadi Cawapres Anies Baswedan? Nama Yenny sebelumnya disebut sebagai bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan.
-
Mengapa PKS mendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024? “Dengan kolaborasi yang baik antara partai pengusung dan relawan Anies, insya Allah kita bisa memenangkan Anies di Pilpres 2024 nanti,” harap Syaikhu.
-
Siapa saja pasangan Capres-Cawapres yang tengah bersaing dalam Pemilu 2024? Tiga pasangan itu yakni Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Bagaimana cara Anies Baswedan meyakinkan kader PKS untuk memenangkan Pilpres dan Pemilu 2024? Jika legislatif dan eksekutif berhasil dimenangkan, Anies yakin perubahan akan terjadi.
-
Siapa saja capres-cawapres yang ikut bertarung dalam Pilpres 2024? Ada tiga pasangan capres-cawapres yang bertarung dalam Pilpres 2024. Capres-Cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Capres-Cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
Menurut Ketua DPP NasDem Willy Aditya, pernyataan Anies ketika 2018 lalu dalam konteks sebagai orang yang diusung Gerindra pada Pilkada 2017. Anies banyak didorong maju sebagai capres di Pilpres 2019. Namun, dia tidak ingin mengkhianati amanahnya sebagai gubernur di ibu kota yang diusung oleh Prabowo.
"Itu kan dalam konteks Pilkada DKI," kata Willy kepada wartawan, dikutip Selasa (4/10).
Sementara saat ini posisi Anies akan segera berakhir masa jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta. Anies akan meninggalkan balai kota pada 16 Oktober mendatang.
Sehingga, menurut Willy, pernyataan Anies tidak ingin berhadapan dengan Prabowo sudah tidak lagi dalam konteks yang tepat.
Artikel terkait Prabowo Subianto juga bisa diakses di Liputan6.com
"Toh jabatan di DKI sudah mau selesai kan, sudah 5 tahun kan, tentu itu menjadi sebuah hal yang sudah tidak kontekstual. Jadi kita bisa menongrimasi itu, teks dan konteks. Jadi konteksnya adalah beliau ingin menyelesaikan jabatan di DKI," jelas Willy.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon presiden yang akan diusung di Pilpres 2024. Anies hadir secara langsung ketika calon presiden NasDem diumumkan oleh Surya Paloh. Anies duduk di kursi paling depan bersama Surya Paloh.
"Yang dicari Nasdem adalah yang terbaik dari terbaik. Inilah kenapa akhirnya NasDem memilih sosok Anies Baswedan," kata Surya di NasDem Tower, Jakarta, Senin (3/10).
Surya Paloh mengatakan, sosok Anies sejalan dengan visi misi NasDem dalam membangun bangsa Indonesia. "Kami punya keyakinan pikiran dalam perspektif makro maupun mikro sejalan dengan apa yang kami yakinkan," ujar dia.
Menurut Paloh, Indonesia membutuhkan Presiden yang bisa membentuk bangsa yang bermartabat dan berkarakter. Paloh meyakini Anies adalah orang yang tepat mewujudkan cita-cita tersebut.
"Bangsa ini ke depan Insyaallah jika Anies Baswedan terpilih sebagai presiden menjadi bangsa bermartabat bangsa yang membentuk karakter dari bangsa ini," kata Paloh.
(mdk/ray)