Apa dosa Bambang DH hingga didepak dari DPD PDIP DKI?
Bambang DH sangat keras menolak Ahok di Pilgub DKI 2017
Peta politik jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta terbagi antara gerakan mendukung calon petahana Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan gerakan asal bukan Ahok. PDI Perjuangan yang notabene satu-satunya partai politik yang dapat mengusung calon gubernur hingga kini belum menentukan sikap politiknya siapa yang bakal didukung.
Bahkan teranyar, PDIP terlihat menunjukkan arah sikap politiknya di Pilgub DKI Jakarta 2017. Partai besutan Megawati Soekarnoputri ini mendepak Bambang DH sebagai pelaksana tugas Ketua DPD PDIP DKI Jakarta. Belum diketahui secara pasti apa kesalahan atau dosa Bambang DH hingga akhirnya dicopot dari Plt Ketua DPD PDIP DKI.
Bambang DH merupakan pengurus PDIP yang tergabung dalam kelompok-kelompok penentang Ahok. Bahkan belakangan semakin kencang menolak mendukung Ahok di Pilgub DKI, Bambang DH bersama dengan pengurus PDIP wilayah Jakarta menggelar rapat konsolidasi di markas DPD PDIP DKI dengan penuh semangat dan kompak menyanyikan lagu 'Ahok Pasti Tumbang'.
"Pergantian tadi siang. Enggak tahu (dicopot gara-gara tolak Ahok)," ujar Bambang sambil tersenyum kepada merdeka.com, Senin (29/8).
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menunjuk Adi Wijaya sebagai Ketua DPD PDIP Jakarta. Sebelumnya Adi menjabat sebagai bendahara DPD DKI.
Bambang membantah jika dirinya digeser karena terlalu vokal menolak partainya mengusung calon petahana Basuki T Purnama di pemilihan gubernur nanti. Dia diminta fokus sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPP.
Untuk langkah PDIP, kata Bambang, sampai sejauh ini belum ada keputusan. Menurut mantan wali kota Surabaya ini, ke mana arah dukungan sesuai dengan petunjuk dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. "Aku ikut saja dan laksanakan perintah," singkatnya.
Isu pergantian Bambang menjadi sorotan di saat PDIP bakal mengumumkan bakal calon gubernur DKI yang akan diusung. Disebut-sebut, PDIP bakal menduetkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan Djarot Saiful Hidayat meski banyak perbedaan di internal. Sebagian ada yang pro-Ahok dan sebagian lagi anti-Ahok.
Ahok beberapa kali mengklaim kalau sudah mendapat restu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ahok pun sesumbar tidak bakal meninggalkan Megawati.
Apakah di bawah kepemimpinan Adi sikap DPD berubah? "No comment. Mudah-mudahan makin solid perjuangkan aspirasi warga," ucapnya.
Sedangkan Wasekjen PDIP Achmad Basarah membantah jika digantinya Pelaksana tugas Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Bambang DH lantaran anti terhadap. Menurut Basarah, Bambang adalah loyalis Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sejak zaman PDI Promeg yang penuh perjuangan dan penderitaan. Jadi, kata Basarah, Bambang pasti loyal terhadap Megawati.
"Penolakan dia terhadap Ahok bukan bentuk pembangkangan dia terhadap Ibu Mega. Tetapi karena memang faktor kekecewaan kalangan kader dan pengurus partai di DKI yang sudah menggumpal sebagai reaksi terhadap sikap Ahok yang sudah berkali-kali melecehkan eksistensi PDIP," jelas Basarah, Selasa (30/8).
Basarah menambahkan, sikap Bambang tersebut hanyalah sebagai artikulator keresahan pengurus dan kader partai di DKI. Namun, pergantian Bambang murni karena dia adalah Ketua DPP Bidang Pemilu yang harus fokus mengurus 101 pilkada serentak 2017 di seluruh Indonesia dengan target kemenangan dipatok di atas 50 persen.
"Di samping itu, jabatan ketua Plt DKI yang diembannya sudah lebih dari tiga bulan, sementara menurut ketentuan partai, jabatan ketua Plt tidak boleh lebih dari tiga bulan," katanya.
Senada dengan Basarah, Politikus PDIP Masinton Pasaribu menambahkan, pencopotan Bambang DH sebagai Plt Ketua DPD PDIP DKI tak ada kaitannya dengan sikap partai di wilayah Jakarta yang menolak mengusung Ahok. Namun demikian, kata Masinton, tak ada jaminan sikap PDIP wilayah Jakarta tetap konsisten menolak pencalonan Ahok.
"Enggak ada kaitannya Bambang DH dicopot dengan sikap penolakan Ahok. PDIP belum ada keputusan, kita samikna waatokna (ikut pimpinan), apa yang disampaikan pimpinan kita ikut," kata Masinton saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Selasa (30/8).
Masinton mengakui bila sampai saat ini suara di akar rumput wilayah DKI Jakarta masih tetap konsisten menolak Ahok di Pilgub DKI 2017. Dia sendiri merasa tak takut untuk menyuarakan aspirasi warga Jakarta.
"Tetap, enggak akan berubah (tolak Ahok), itu potret dari bawah, disampaikan saja," tegasnya.
Walaupun begitu, lanjut Masinton, andaikan PDIP secara resmi turut mendukung atau mengusung Ahok di Pilgub 2017, dirinya akan patuh dan mengikuti keputusan partai.
"Apa yang disampaikan pimpinan kita ikut, samikna waatokna," ucap Masinton dengan datar.
Ketika disinggung kapan PDIP akan memutuskan calon yang akan diusung, Masinton mengatakan masih menunggu kajian DPP PDIP. Sampai saat ini, kata dia, belum ada keputusan secara resmi siapa calon yang akan diusung dalam Pilgub 2017.
Calon petahana Pilgub DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak ingin menanggapi adanya pergantian Ketua DPD PDIP Jakarta. Ahok menyebut itu bukan urusan dia.
"Enggak tahu itu urusan PDIP, kamu tanya aja," kata Ahok singkat di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (30/8).
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Siapa saja yang diusulkan untuk diusung oleh PDIP di Pilgub DKI 2024? Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya masih mencermati nama-nama tokoh yang diusulkan untuk diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2024.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Baca juga:
Bambang DH diganti, Ahok ngeles tak peduli karena urusan PDIP
Ahok nilai penggantian Bambang DH hal wajar di semua partai
PDIP: Bambang loyalis Megawati, jika tolak Ahok bukan pembangkangan
Bambang DH dicopot, tak ada jaminan PDIP DKI konsisten tolak Ahok
Diisukan diganti karena tolak Ahok, ini jawaban Bambang DH