Bahlil Takjub dengan Keunggulan Prabowo-Gibran di Quick Count: Target Kami Maksimal 54 Persen
Bahlil Takjub dengan Keunggulan Prabowo-Gibran di Quick Count: Target Kami Maksimal 54 Persen
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengaku takjub dengan hasil hitung cepat atau quick count Pilpres 2024 yang menempatkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul hingga 58 persen.
- Rekapitulasi Dimulai, Relawan Prabowo-Gibran Yakin Hasil Akhir Tak Jauh dari Quick Count
- Prabowo-Gibran Unggul di Quick Count, Relawan Cukur Gundul di Hadapan Khofifah-Emil Dardak
- Quick Count KedaiKOPI Suara Masuk 75,8 Persen di Banten: Anies 34,87 Persen, Prabowo 56,03 Persen, Ganjar 9,1 Persen
- TKN Sebut Prabowo-Gibran akan Ikut Nobar jika Quick Count Sudah 80 Persen
Bahlil Takjub dengan Keunggulan Prabowo-Gibran di Quick Count: Target Kami Maksimal 54 Persen
Bahlil menyebut Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran hanya menargetkan menang satu putaran dengan hasil 54 persen.
"Jujur ya, ini menjadi sesuatu yang luar biasa dan kami sendiri kaget karena target kami itu maksimum 54 (persen). Saya fair, target kami itu dari hitung kerja kami menang insyaallah 1 putaran, tapi angka kami itu maksimum 54," kata Bahlil kepada wartawan di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (14/2) malam.
Menurut Bahlil, besarnya perolehan Prabowo-Gibran merupakan suara rakyat yang tak bisa dibendung. Bahkan, kata dia suara Prabowo-Gibran melampaui Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019.
"Pak Jokowi waktu Pilpres 2019 angkanya 55,5 itu head to head. Ini (Pilpres 2024) 3 paslon, angkanya menurut quick count itu yang paling rendah 58 dan bahkan ada yang sampai 60. Wah itu luar biasa. Jadi ini menurut saya sebuah realitas politik yang luar biasa sekali," jelasnya.
Menurut dia, besarnya suara Prabowo-Gibran dikarenakan partisipasi pemilih muda sebesar 53 persen. Terlebih, Gibran merupakan satu-satunya kontestan Pilpres 2024 yang usianya di bawah 40 tahun.
"Pertama anak muda. Karena anak muda itu kan 53 persen jumlah pemilih usia 17 sampai 40 tahun. Tidak ada capres cawapres yang usianya di bawah 40 tahun. Cuma Mas Gibran, itu satu," ujar Bahlil.
Selain itu, kata dia, masyarakat Indonesia memiliki empati yang tinggi saat melihat seseorang difitnah dan diejek. Untuk itu, Bahlil berharap tak ada lagi saling menghujat pasangan calon baik di pilpres maupun pilkada.
"Semakin difitnah, semakin di-bully orang akan kembali simpati. Jadi mungkin ini pelajaran bagi kita.," tuturnya
Di sisi lain, Bahlil mempersilakan pihak-pihak melaporkan kepada Bawaslu apabila menemukan indikasi kecurangan pada Pilpres 2024. Menurut dia, Indonesia merupakan negara demokrasi yang menghargai pendapat.
"Proses pengaduan ketika ada ketidakpuasan atau ada dugaan kan sudah ada, ada lewat Bawaslu, ada pengadilan, jadi salurkan aja," pungkas Bahlil.