Bamsoet ingatkan upaya adu domba di Pilpres 2019
Dia menyarankan awak media untuk menanyakan langsung soal tawaran Jokowi agar Prabowo menjadi Cawapresnya kepada mereka berdua. Hal ini agar tidak ada pernyataan-pernyataan bias.
Wakorbid Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai anggapan soal tawaran agar Prabowo Subianto sebagai Cawapres bentuk kepanikan Joko Widodo merupakan sebuah adu domba.
Sebelumnya, Waketum Partai Gerindra Ferry Juliantono menyebut keinginan Jokowi agar Prabowo menjadi Cawapresnya karena melihat elektabilitasnya yang terus merosot.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Siapa yang diusung oleh Partai Golkar sebagai Cawapres? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Siapa yang melaporkan Bambang Soesatyo ke MKD? Laporan dibuat mahasiswa Universitas Islam Jakarta bernama M Azhari terkait terkait pernyataan bahwa semua partai politik setuju untuk melakukan amandemen penyempurnaan UUD 1945.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
"Adu domba saja," kata Bamsoet sapaan Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/4).
Dia menyarankan awak media untuk menanyakan langsung soal tawaran Jokowi agar Prabowo menjadi Cawapresnya kepada mereka berdua. Hal ini agar tidak ada pernyataan-pernyataan bias.
"Jadi sebetulnya itu kan yang harus kalian tanya statemen langsung dari Prabowo bukan orang-orang sekitar Prabowo. Karena yang menjalankan nantinya kan Pak Prabowo sendiri," ujarnya.
"Begitu juga kalau bertanya soal Pak Jokowi, sebaiknya langsung ke Pak Jokowi karena yang melaksanakan atau menjalankan ke depannya Pak Jokowi," sambung Bamsoet.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono menilai Joko Widodo masih menginginkan Prabowo Subianto menjadi calon wakil presiden yang akan mendampinginya di Pemilu Serentak 2019. Alasannya karena Jokowi tengah bimbang melihat elektabilitasnya yang terus merosot.
"Menurut saya sangat bisa dipahami kalau pak Jokowi masih menginginkan itu (Prabowo jadi cawapres)," kata Ferry.
Contohnya, kata Ferry, terlihat dari hasil survei Median. Merujuk pada survei Median yang dilakukan dilakukan 24 Maret-6 April 2018, elektabilitas Jokowi berada di angka 36,2 persen.
Angka tersebut, menurut Ferry, dilakukan sebelum keluarnya kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak, polemik puisi Sukmawati Soekarnoputri hingga keluarnya Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing.
Baca juga:
Demi jadi cawapres Jokowi, Cak Imin akan silaturahmi ke ketum parpol pendukung
Bamsoet nilai Prabowo sosok Cawapres ideal untuk Jokowi
Hadapi Pilpres 2019, PAN komunikasi dengan parpol dan tokoh
PDIP: Demokrat ketinggalan kereta jika paksakan AHY jadi cawapres Jokowi
PDIP sebut pemimpin amanah dan cerdas yang dimaksud SBY adalah Jokowi