Bamsoet sebut reshuffle kabinet merusak citra Jokowi
Dengan Pramono Anung menjabat menteri Sekretaris Kabinet, Presiden berharap kader-kader PDIP berhenti menekannya.
Bendahara Umum Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie, Bambang Soesatyo menilai Reshuffle Kabinet Kerja yang dilakukan hari ini kental akan nuansa kompromi. Dia menyebut, seakan Presiden Joko Widodo setengah hati melakukannya. Dia menuding reshuffle dilakukan hanya karena tekanan dari pendukungnya.
"Reshuffle kabinet yang kompromistis itu terlihat pada pergantian menteri Sekretaris dan pergantian Menteri PPN/Kepala Bappenas. Andi dan Andrinof yang dikenal sebagai orang dekat dan sosok kepercayaan Jokowi sepertinya diminta mengalah," kata Bambang saat dihubungi, Rabu (11/8).
Reshuffle tersebut, kata dia, Presiden Jokowi berharap tidak ada lagi rongrongan dari berbagai unsur kekuatan pendukungnya. Dengan Pramono Anung menjabat menteri Sekretaris Kabinet, Presiden berharap kader-kader PDIP berhenti menekannya.
"Bisa dimaklumi kalau Presiden setengah hati melakukan perombakan itu, karena masa bhakti Kabinet Kerja baru berjalan 10 bulan. Reshuffle hari ini otomatis merusak citra presiden, karena akan muncul anggapan bahwa dia telah melakukan kesalahan memilih figur menteri pada awal pembentukan kabinet kerja," ucapnya.
Walaupun begitu, Anggota Komisi III DPR ini ingin memberi perhatian khusus pada perubahan di tim ekonomi kabinet menyusul pergantian Menko Perekonomian dan Menteri Perdagangan.
Menurutnya perekonomian global saat ini diwarnai dengan perang valuta yang disulut oleh China dan Amerika Serikat. China mendevaluasi Yuan sebesar 2 persen untuk menggenjot ekspor. Prospek ekspor indonesia menjadi makin suram.
Sedangkan, sambung dia, perekonomian dalam negeri diwarnai dengan isu kelangkaan dan tingginya harga daging sapi akibat ulah spekulan. Setelah daging sapi, bukan tidak mungkin akan muncul masalah pada komoditi kebutuhan pokok lainnya.
"Karena itu, saya mengimbau para menteri ekonomi untuk mewaspadai dan merespons masalah-masalah itu dengan strategi dan kebijakan yang tepat," tuntasnya.