Bela Amien Rais, Wasekjen PAN bilang Ahok fasis, culas dan beringas
Tak terima disebut arogan, Ahok balik sebut Amien Rais pikun.
Senior PAN Amien Rais dan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama terlibat perang mulut. Pemicunya adalah tak setujunya Amien jika Ahok kembali menjadi seorang gubernur DKI Jakarta dalam perhelatan Pilgub DKI 2017 mendatang.
Ahok pun menyerang Amien dengan kata-kata cenderung kasar. Ahok menyebut Amien Rais pikun, karena pernah menyematkan pin emas kepadanya beberapa waktu lalu. Pin itu dinilai Ahok sebagai dukungan Amien kepada dirinya dalam memimpin DKI.
Menanggapi serangan Ahok, Wasekjen DPP PAN Ahmad Yohan mengatakan, penyematan itu merupakan bentuk demokrasi. Namun dia menyayangkan, rupanya gaya Ahok memimpin justru di luar keinginan Amien Rais.
"Dulu memang Pak Amien titipkan demokrasi padanya dengan menyematkan pin emas, tapi kini setelah Ahok berlaku beringas menculasi rakyat kecil seperti di penggusuran kampung Luar Batang demi reklamasi, sematan demokrasi itu pun luntur di mata Pak Amien," ujar Yohan kepada wartawan, Jakarta, Senin (25/4).
Yohan meminta Ahok untuk segera menanggalkan pin demokrasi itu, akibat corak dan langgam politiknya yang brutal dan anti rakyat kecil.
Menurut Yohan, di mata guru besar ilmu politik UGM itu, Ahok bukanlah sosok pemimpin yang demokratis, dan nyatanya Ahok cumalah sosok penguasa yang diktator, yang hari-harinya diwarnai amarah dan pembegalan hak rakyat. Dan sadisnya, pembegalan hak rakyat itu, dipertontonkan Ahok secara represif di ruang publik.
"Ahok tak lebih dari penguasa fasis, menjadikan pembangunan sebagai alat memberangus hak sipil rakyat kecil," jelas dia.
"Di mana demokrasinya? Watak destroyer demokrasi Ahok itulah, membuat mantan Ketua PP Muhammadiyah itu mengkhawatirkan masa depan demokrasi, andai punya pemimpin yang wataknya sebringas Ahok," ungkapnya.
Menurutnya, tabiat Ahok itulah, membuat Amien Rais risau, jika kelak bangsa ini punya pemimpin berwatak 'kanibal' persis Ahok. "Lantas, masih pantaskah pin emas pejuang demokrasi itu disematkan di dada Ahok yang penuh amarah dan kebencian dan berbagai kelakuan fasisnya?" ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, Amien Rais menilai Ahok sangat arogan. Selain itu, Ahok dinilai kerap menantang berbagi pihak bahkan terkesan meremehkan lembaga negara dalam hal ini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait kasus RS Sumber Waras.
"Ini bukan masalah SARA, tapi dia memang tidak layak menjadi pimpinan. Jangankan presiden, gubernur saja bagi saya kurang pantas," kata dia dikutip dari Antara.
Menurut mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini tidak hanya sikapnya yang keras kepala, Ahok adalah satu-satunya pemimpin yang merasa paling benar dan ingin memboyong kebenaran menurut kacamatanya sendiri.
Dia meminta semua pihak untuk bersatu menghentikan sikap kontroversial Ahok akibat kata-kata serta ucapan kotor yang kerap dilontarkannya. Dia pun khawatir jika Ahok kembali terpilih menjadi gubernur DKI, mantan Bupati Belitung Timur tersebut akan berkelakuan bengis, beringas, dan menghina bangsa Indonesia.
"Kalau saya orang Jakarta, pasti akan turun gunung, sayang saya orang Yogyakarta," tandasnya.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama hanya terkekeh kecil saat dikonfirmasi terkait pernyataan Amien Rais. Mantan Ketua MPR itu menilai Ahok terlalu arogan dan menentang banyak pihak sehingga tidak layak menjadi seorang pemimpin.
Ahok sapaan akrabnya mengaku bingung dengan pernyataan tersebut. Sebab pernyataan itu kontraproduktif dengan sikap Amien pada 2006 saat Ahok masih menjabat sebagai Bupati Bangka Belitung Timur.
"Waktu saya jadi bupati, dia (Amien Rais) kasih penghargaan ke saya sebagai aktor demokrasi sesungguhnya. Aku dikasih pin, dia masih baru selesai dari Ketua MPR dikawal datangnya. Di Ancol, dia kasih penghargaan terus dia ngomong gini ke saya 'saya titipkan perjuangan demokrasi reformasi Indonesia kepada kamu'," tuturnya di Balaikota DKI Jakarta, Senin (25/4).
Pernyataan Amien Rais tetap harus dihargai. Namun Ahok mengira, faktor usia membuat Amien Rais lupa akan pernyataan dan sikap yang sebelumnya pernah diungkap mantan petinggi Partai PAN tersebut pada Ahok.
"Mungkin dia sudah tua, jadi pikun kali," tutupnya.
Baca juga:
Balik sindir Amien Rais, Ahok sebut mungkin sudah tua jadi pikun
Usai disentil anak buah, kini Ahok dikritik Amien Rais
Amien Rais sebut Ahok tak layak jadi pemimpin
Amien Rais minta Jokowi undang elemen bangsa sebelum reshuffle
Amien Rais: Pak Jokowi tidak strong leadership
Temui Zulkifli Hasan di MPR, Amien Rais ngaku tak bahas reshuffle
Amien Rais dukung Jokowi tendang Freeport & sikat 'Papa Minta Saham'
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Bagaimana Ahok dan Puput Nastiti Devi menunjukkan kebersamaan saat berlibur? Mereka pun membagikan potret momen-momen kebersamaan saat liburan di akun Instagram miliknya.
-
Dimana Hasan Nasbi menyampaikan pernyataan tentang Anies dan Ahok? Saksi dari tim Prabowo-Gibran, Hasan Nasbi menepis anggapan jika bantuan sosial mempengaruhi kemenangan kandidat petahana. Dia mencontohkan pada pertarungan pemilihan kepala daerah. Pertama, saat Pilkada DKI Jakarta 2017 ketika Anies Baswedan mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Menurutnya, jika bansos mempengaruhi kemenangan, maka mestinya Anies tidak bisa melawan Ahok. "Kalau ada hubungan bansos dengan keterpilihan, Anies tak bisa lawan Ahok," kata Hasan dalam sidang di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (4/4).
-
Apa yang dikatakan Hasto mengenai peluang Anies dan Ahok di Pilgub DKI 2024? Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.
-
Siapa yang menunjuk Agus Riewanto menjadi panelis debat? Terkait tema itu, KPU telah menunjuk sejumlah panelis debat, salah satunya Pakar Hukum Tata Negara Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Agus Riewanto.